digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Melinda Agustina
PUBLIC Irwan Sofiyan

Jati merupakan salah satu pohon penghasil kayu yang bernilai ekonomi tinggi. Jaringan vegetatif jati berperan dalam farmakologi karena mengandung senyawa metabolit sekunder, salah satunya flavonoid. Kuersetin merupakan senyawa bioflavonoid yang banyak disintesis pada jati. Senyawa ini terkenal dengan aktivitas farmakologis yang berperan untuk kesehatan manusia. Berdasarkan data transkriptom jati dari penelitian sebelumnya dihasilkan gen-gen terkait biosintesis kuersetin yaitu gen Flavonol synthase 1 (TgFLS1) dan Cytochrome P450 superfamily protein (TgTT7). Akan tetapi, belum ada informasi mengenai hubungan biosintesis kuersetin yang berkaitan dengan gen TgFLS1 dan TgTT7 pada jati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara kandungan kuersetin dengan tingkat ekspresi gen TgFLS1 dan TgTT7 pada berbagai jaringan vegetatif jati. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan sampel jati pada jaringan internodus pertama (I1), internodus kedua (I2), internodus ketiga (I3), pucuk vegetatif (PV), daun muda (DM), daun intermediate (DI), dan daun dewasa (DD) sebagai bahan ekstraksi dan sumber RNA. Analisis kuersetin menggunakan High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan panjang gelombang 254 nm. Pada analisis ekspresi gen, sampel jati dilakukan proses isolasi RNA menggunakan metode CTAB. Identifikasi sequence gene dilakukan untuk mendapatkan gen TgFLS1 dan TgTT7, lalu dilanjutkan proses desain primer. Sintesis cDNA mengunakan enzim reverse transcriptase. Uji ekspresi gen TgFLS1 dan TgTT7 menggunakan qRT-PCR dengan ?-tubulin sebagai housekeeping gene. Hasil analisis HPLC menunjukkan bahwa daun dewasa menghasilkan kandungan kuersetin paling tinggi sebanyak 86,76 ?g/g, sedangkan pada jaringan internodus pertama dihasilkan kandungan kuersetin paling rendah sebanyak 5,50 ?g/g. Hasil ekspresi gen menunjukan bahwa gen TgFLS1 diekspresikan paling tinggi pada jaringan pucuk vegetatif (3,90 kali) dibandingkan internodus pertama, sedangkan pada jaringan daun muda diekspresikan paling rendah (0,05 kali). Berbeda dengan gen TgTT7 pada jaringan daun dewasa terekspresikan paling tinggi (4,56 kali), sedangkan pada jaringan daun muda diekspresikan paling rendah (0,01 kali). Hasil analisis juga menunjukan adanya perbedaan antara kandungan kuersetin dengan tingkat ekspresi gen TgFLS1 dan TgTT7 pada beberapa jaringan vegetatif jati. Hal tersebut diduga bahwa gen TgFLS1 dan TgTT7 tidak hanya berperan dalam sintesis kuersetin, tetapi juga berperan dalam sintesis senyawa flavonoid lainnya. Dengan demikian, tingkat ekspresi gen TgFLS1 dan TgTT7 berkaitan dengan akumulasi beberapa senyawa flavonoid selain kuersetin pada jaringan vegetatif jati.