ABSTRAK Muhammad Azka Fauzan Siagian.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA MUHAMMAD AZKA FAUZAN SIAGIAN
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Struktur Geologi bawah permukaan terutama struktur sesar memegang peranan penting dalam
eksplorasi sumber daya bumi. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalammetode
gravitasi untuk mengidentifikasi struktur tersebut, diantaranya metode Filter Gaussian 2D dan
First Horizontal Derivative (FHD), serta metode Second Vertical Derivative (SVD) dengan
operator filter Henderson & Zietz, Elkins, dan Rosenbach. Untuk memahami berbagai teknik
tersebut, dalam Penelitian ini dilakukan pemodelan sintetik dan mengimplementasikannya
pada data lapangan. Berdasarkan respons anomali yang dihasilkan dari pemodelan sintetik,
nilai FHD menunjukkan nilai maksimum pada titik pusat gradien bodi anomali, sedangkan
SVD memiliki nilai “0” pada kurva anomali SVD. Baik, Teknik Henderson & Zietz, Elkins,
dan Rosenbach menunjukkan respons pola anomali yang hampir sama. Namun, operator filter
SVD dengan Rosenbach relatif lebih baik dari ketiga operator filter SVD lainnya. Pada
operator filter Henderson & Zietz terdapat pengurangan jumlah matriks pada konstanta yang
digunakan, sedangkan Elkins memfilter nilai-nilai yang sangat tinggi maupun rendah yang
dapat mengindikasikan Not A Number (NaN), untuk Rosenbach menggunakan perhitungan
grid yang hampir serupa dengan Elkins hanya saja Rosenbach memiliki perhitungan yang lebih
kompleks dengan tujuan tidak memfilter nilai yang di sebut (NaN) oleh Elkins. Selain FHD
dan SVD, peta anomali residual juga dapat digunakan untuk menentukan kemenerusan
struktur. Berdasarkan hasil filtering menggunakan Teknik Gaussian, dapat ditunjukan bahwa
dalam proses filtering terdapat tiga tahapan, yaitu transformasi Fourier, convolution/multiple,
dan inverse Fourier transform (IFFT). Nilai yang tersebar pada kurva Gaussian dipengaruhi
oleh standar deviasi, semakin besar standar deviasi yang digunakan akan semakin mengerucut
kurva Gaussian. Setelah itu, Filter Gaussian 2D akan diimplementasikan pada data lapangan
daerah panas bumi Pariangan. Nilai anomali Bouguer lengkap pada daerah panas bumi
Pariangan berkisar dari 162 hingga 190 mGal. Nilai anomali residual yang didapat dari metode
Gaussian berkisar -5 hingga 5 mGal. Sedangkan,anomali regional memiliki nilai berkisar 164-
190 mGal. Untuk nilai SVD Rosenbach pada daerah penelitian berkisar -14 hingga 10
mGal/m3. Terdapatkemenerusan yang dapat dikonfirmasi dengan orientasi barat laut-tenggara.