digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER DJAKA SUSNANDAR (NIM 10502009)
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 DJAKA SUSNANDAR (NIM 10502009)
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 DJAKA SUSNANDAR (NIM 10502009)
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 DJAKA SUSNANDAR (NIM 10502009)
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 DJAKA SUSNANDAR (NIM 10502009)
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 DJAKA SUSNANDAR (NIM 10502009)
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Luasnya pemanfaatan senyawa koordinasi polimer menyiratkan perlunya strategi sintesis yang efektif untuk menghasilkan polimer berarsitektur dimensi tinggi. Salah satu di antaranya adalah penggunaan senyawa trans-aksial sebagai prekursor sintesis. Senyawa koordinasi besi(II) berinti tunggal dengan ligan basa Schiff N,N'-bis-(2-asetilpiridin)etilendiimin (L) dan tiosianat telah berhasil disintesis. L diperoleh melalui kondensasi in situ antara 2-asetilpiridin dan etilendiamin dengan perbandingan 2:1. Analisis unsur, termogravimetri, hantaran, dan spektrum inframerah menunjukkan senyawa ini memiliki rumus molekul [FeL(NCS)2].2,5H2O, di mana diprediksi konformasi L membentuk bidang planar dan konfigurasi dua ligan tiosianat adalah trans-aksial satu sama lain. Spektrum elektroniknya membuktikan bahwa penataan ligan seperti ini menyebabkan terjadinya distorsi terhadap simetri oktahedral. Ion besi(II) pada senyawa ini diketahui memiliki spin tinggi, walaupun momen magnetnya yang bernilai 3,78 BM, lebih kecil daripada nilai perhitungan teoretisnya. Fenomena ini kemungkinan diakibatkan adanya efek distorsi Jahn-Teller dinamis, sedemikian hingga diperoleh medan ligan menengah. Dengan konfigurasinya yang trans-, senyawa ini akan sangat potensial digunakan sebagai prekursor sintesis senyawa koordinasi polimer besi(II), karena gugus tiosianat dapat digantikan oleh ligan jembatan linear untuk menghasilkan stuktur polimer satu dimensi.