DAS Citarum Hulu merupakan daerah aliran sungai terbesar di Provinsi Jawa Barat yang
menyokong aktivitas serta sumber kehidupan masyarakat sekitar. Dengan demikian, kualitas
air Sungai Citarum patut terus diperhatikan dengan mnentukan status mutu air menggunakan
indeks kualitas air. Terdapat banyak metode penentuan indeks kualitas air yang dapat
digunakan contohnya yaitu National Sanitation Foundation Water Quality Index (NSF WQI),
Indeks Prati, dan Indeks Dinius. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan komparasi dari
ketiga metode tersebut berdasarkan data sekunder berupa data kualitas air dari Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2022 di titik pemantauan
Wangisagara, Koyod, Setelah IPAL Cisirung, dan Nanjung serta data primer berupa data
pengambilan sampel pada bulan Februari dan Juni di titik pemantauan yang sama. Data yang
didapat dikelompokkan menjadi data bulan basah – kering, tahun basah – kering, pertitik
pemantauan, dan pertahun pemantauan. Hasil penelitian pada data sekunder menunjukkan
bahwa metode Indeks Prati cenderung mengklasifikasikan badan air ke dalam kelas kualitas
air yang lebih tinggi. Hasil kelas kualitas air yang lebih rendah diperoleh ketika menerapkan
Indeks Dinius. Kemudian, NSF WQI merupakan metode yang lebih “ketat” dan memberikan
hasil kelas kualitas air yang terendah. Sedangkan hasil penelitian pada data primer
menunjukkan bahwa NSF WQI dan Indeks Prati cenderung mengklasifikasikan badan air ke
dalam kelas kualitas air yang lebih baik dibandingkan Indeks Dinius.