Direct flocculation atau flokulasi langsung, yaitu proses pengolahan air dengan
menambahkan flokulan pada proses koagulasi dan tanpa menambahkan zat kimia lainnya.
Indonesia mempunyai potensi biomassa yang belum terolah secara efektif. Salah satu
tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Boehmeria nivea, atau yang disebut
dengan Rami, yang masih belum diberdayakan secara optimal. Batang rami memiliki
kandungan selulosa yang dapat diekstraksi menjadi bahan dasar komposit biomaterial. Dalam
penelitian ini, didapat proses penyisihan turbiditas menggunakan Flokulan Selulosa Kationik
berbasis tanaman rami dengan dosis 1 mg/L pada pengendapan 5 menit pertama mencapai
91,37% dan mencapai angka optimum 93,24% saat pengendapan 60 menit. Penelitian ini
dapat mengkonfirmasi bahwa efisiensi penyisihan turbiditas oleh Flokulan Selulosa Kationik
lebih baik dibanding Efisiensi penyisihan menggunakan Koagulan konvensional yaitu PAC
(poly aluminium chloride). Logam berat Kromium dan Arsen merupakan salah satu polutan
yang diteliti dalam penelitian ini, flokulan ini dapat menurunkan konsentrasi logam terlarut
yang ada di air namun tidak dengan efisiensi tinggi dengan nilai efisiensi penyisihan
kromium sebesar 30% dengan dosis flokulan anionik sebanyak 100 mg/L dan nilai efisiensi
penyisihan Arsen sebesar 12,8% dengan dosis flokulan anionik sebanyak 100 mg/L. Hal ini
dikarenakan proses flokulasi tidak dapat menyisihkan logam terlarut dikarenakan tidak
terbentuknya flok dalam pengolahan ini. Pengolahan efektif untuk menyisihkan logam dapat
menggunakan absorpsi atau ion exchange pada pengolahan selanjutnya. Sementara itu dalam
variasi pH, flokulan dapat menyisihkan dengan efisiensi yang lebih tinggi sebesar 37,57%
dalam pH 11 dan efisiensi penyisihan arsen sebesar 40,54% dalam pH 11. Ini disebabkan
pada kondisi basa logam terlarut membentuk presipitat, sehingga terbentuknya flok dan dapat
mempermudah proses flokulasi.