Kota Makassar secara administratif sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan
terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di satu sisi, keterbatasan lahan
menjadi penghambat sehingga perkembangan kota terus mengalami perluasan ke
wilayah pinggiran yang ada di sekitarnya. Adanya perkembangan kota yang terus
terjadi ke wilayah pinggiran mengakibatkan Kota Makassar sebagai kota inti
menyatu dengan kawasan perkotaan di tiga kabupaten sekitarnya, yaitu Kabupaten
Maros, Gowa dan Takalar. Hal inilah yang menjadi dasar terbentuknya Kawasan
Metropolitan Mamminasata. Perkembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata
terus terjadi yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi,
peningkatan jumlah penduduk dan perubahan fisik wilayah. Selain itu, perubahan
fisik wilayah yang terjadi terutama di Kota Makassar memberikan dampak banjir
di sebagian wilayahnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifiksi perkembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata yang ditinjau
dari transformasi ekonomi, sosial kependudukan dan fisik wilayah, serta melihat
bagaimana hubungan antara perubahan guna lahan dengan banjir yang terjadi di
Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian campuran karena
menggunakan metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder. Transformasi ekonomi menggunakan analisis laju
pertumbuhan ekonomi, analisis Location Quotient (LQ), analisis shift share dan
memperhitungkan potensi desa pada tiap wilayah. Analisis sosial kependudukan
menggunakan analisis laju pertumbuhan penduduk, proyeksi penduduk dan tingkat
kepadatan penduduk. Transformasi fisik wilayah dikaji berdasarkan sebaran desa
urban dan perubahan penggunaan lahan. Hubungan banjir dilihat berdasarkan
analisis spasial yang didasari atas wilayah terdampak banjir dan perubahan
penggunaan lahan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu transformasi
ekonomi, sosial kependudukan dan fisik wilayah pada Kawasan Metropolitan
Mamminasata mengakibatkan sebagian besar wilayah telah mencirikan kawasan
perkotaan, seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk, bertambahnya jumlah desa urban, serta peningkatan lahan
terbangun. Dapat disimpulkan juga bahwa ada hubungan antara perubahan guna
lahan dengan bencana banjir yang terjadi di Makassar.