digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khairunnisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Hepatitis merupakan kondisi inflamasi atau peradangan hati yang dapat diakibatkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol berat, autoimun, obat-obatan, dan toksin. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kondisi endemis Hepatitis B tertinggi kedua di negara negara Asia Tenggara setelah Myanmar. Hal ini kontradiktif dengan data cakupan imunisasi Hepatitis B (HB0) di Indonesia tahun 2007-2017 yang selalu diatas 90%. Kondisi kontradiktif ini harus menjadi fokus untuk upaya evalusasi keberhasilan vaksinasi Hepatitis B di Indonesia. Sayangnya, cakupan imunisasi yang luas di Indonesia ini tidak secara formal diikuti dengan evaluasi keberhasilaan vaksinasinya diduga karena kit diagnostik anti-HBsAg yang digunakan relatif mahal dan tidak tersedia secara luas. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kegiatan penelitian untuk mengembangkan kit diagnostik anti-HBsAg berbasis ELISA yang dapat mendeteksi titer antibodi anti-HBsAg di dalam sampel darah secara kuantitatif. Lingkup kajian dari penelitian ini adalah penentuan format kit diagnostik, larutan pencuci, metode inkubasi dan load capture substance. Pengujian format kit yang memakai capture antigen dan konjugat mouse antibody anti-human IgG-HRP mengakibatkan terjadinya perikatan nonspesifik (false positive) dan pencucian dengan menggunakan larutan pencuci Glisin-Tween, Tris-HCl, dan TBS tidak efektif dalam menghilangkan perikatan nonspesifik tersebut. selanjutnya penelitian ini menyatakan bahwa perikatan nonspesifik tersebut dapat dihilangkan dengan pengubahan format kit diagnostik anti-HBsAg. Uji load capture substance (25, 50, 100 dan 500 ng/sumur) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kinerja kit diagnostik anti-HBsAg ini. Selanjutnya, dari penelitian ini juga didapatkan bahwa pengujian dengan terlebih dahulu menginkubasi sampel dan konjugat didalam tube memberikan hasil pemeriksaan yang lebih baik dibandingkan dengan menginkubasi sampel langsung di dalam sumur ELISA dan cara ini hanya memerlukan 1 kali proses pencucian, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga operator. Secara keseluruhan, penelitian ini telah berhasil mengembangkan kit diagnostik anti-HBsAg yang dapat mendeteksi titer antibodi anti-HBsAg dengan baik tanpa menimbulkan perikatan nonspesifik.