digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gusti Ayu Intan Febrina W
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tumbuhan seringkali mengalami gangguan pertumbuhan akibat adanya cekaman biotik dan abiotik. Hal ini menyebabkan diperlukannya strategi untuk meningkatkan pertahanan tumbuhan. DNA ekstraseluler ditemukan memiliki potensi untuk meningkatkan pertahanan tumbuhan terhadap cekaman biotik dan abiotik. DNA ekstraseluler merupakan DNA yang berada di luar sel, yang dibedakan menjadi self dan non-self berdasarkan kesamaan jenis terhadap organisme penerimanya. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa keduanya memiliki kemampuan menginduksi sistem pertahanan tumbuhan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan respon pertahanan kecambah padi yang diberikan DNA ekstraseluler self dan non-self dari pisang Cavendish dan jamur FOC TR4. DNA ekstraseluler self diberikan dengan dua konsentrasi yaitu 150 dan 300 ng/?L. Sementara DNA ekstraseluler non-self diberikan dengan konsentrasi 300 ng/?L. Untuk kontrol dilakukan dengan pemberian deion steril ke akar kecambah padi. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah produksi ROS berupa H2O2 serta aktivitas enzim antioksidan CAT dan APX pada 3,6,9, dan 12 jam setelah perlakuan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa seluruh perlakuan pemberian DNA ekstraseluler self dan non-self meningkatkan produksi H2O2 serta aktivitas enzim antioksidan CAT dan APX pada akar kecambah padi. Pemberian esDNA padi dengan konsentrasi 300 ng/?L menyebabkan peningkatan paling signifikan terhadap produksi H2O2 serta aktivitas enzim antioksidan CAT dan APX pada akar kecambah padi di seluruh jam perlakuan. Hal tersebut juga terjadi dengan perlakuan esDNA padi konsentrasi 150 ng/ ?L, meskipun pengaruh yang diberikan tidak signifikan pada salah satu parameter yang diukur berupa aktivitas enzim antioksidan CAT pada jam ke-3 dan 6. Pemberian DNA ekstraseluler non-self dari pisang tidak memberikan pengaruh signifikan hampir di seluruh parameter yang diamati, kecuali aktivitas enzim APX pada 3,6, dan 9 jam setelah perlakuan. Sementara DNA ekstraseluler non-self dari FOC tidak memberikan pengaruh yang signifikan di seluruh parameter yang di analisis dan seluruh jam perlakuan. esDNA memberikan pengaruh pada akar kecambah padi tanpa masuk ke dalam jaringan. nsDNA dari pisang dan FOC ditemukan dapat memasuki jaringan akar kecambah padi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian DNA ekstraseluler self dan non-self mampu meningkatkan produksi H2O2 serta aktivitas enzim antioksidan CAT dan APX pada akar kecambah padi, tetapi DNA ekstraseluler self ditemukan lebih berpengaruh pada seluruh parameter yang diuji dibandingkan DNA ekstraseluler non-self.