digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Labitta Qonitah
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kampung Nelayan Tambak Lorok merupakan Kampung Nelayan Terbesar di Kota Semarang. Letaknya yang berada di kawasan pesisir menjadikan Tambak Lorok sering terdampak rob. Kampung ini juga memiliki isu lain seperti kekumuhan dan kemiskinan. Kondisi ini menjadikan Tambak Lorok menjadi permukiman yang rentan. Maka diperlukan solusi arsitektural untuk menjadikan Kampung ini menjadi resilien. Dalam mencapai resiliensi, digunakan penggabungan dua teori yaitu, regenerative architecture dan self sufficiency. Regenerative architecture adalah pendekatan arsitektur yang berupaya menciptakan bangunan yang berkontribusi positif terhadap lingkungannya. Pendekatan ini melihat desain sebagai sebuah sistem. Self sufficiency adalah pendekatan desain untuk menciptakan bangunan mandiri dan dapat bertahan jika terjadi bencana. Hasil penggabungan kedua teori menghasilkan 7 pendekatan desain yaitu, design for adaptation, ecosystem contribution index, self sufficient index, community plot ratio, civic generosity index, Green plot ratio, material effectiveness. Pendekatan desain tersebut menghasilkan intervensi pada rancangan tapak dan rumah yang adaptif, pembentukan ruang komunitas nelayan, dan perancangan sistem-sistem didalamnya.