digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dinda Wulan Safitri
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Prediksi cuaca dan musim memiliki kesenjangan (gap) antara keduanya. Prediksi subseasonal merupakan periode prediksi untuk menutup kesenjangan antara prakiraan cuaca harian dan prediksi iklim musiman. Salah satu fenomena skala subseasonal pada 31 Desember 2019–1 Januari 2020 adalah cross-equatorial northerly surge yang berpengaruh pada kondisi cuaca dan mendukung peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia. Prediksi subseasonal dapat digunakan untuk menganalisis kondisi atmosfer saat terjadi fenomena skala subseasonal yang belum mampu dipenuhi oleh prediksi cuaca harian. Oleh karena itu, diperlukan prediksi subseasonal yang akurat untuk mengkaji fenomena skala subseasonal. Penelitian ini menggunakan simulasi model WRF-ARW untuk prediksi subseasonal pada 15 Desember 2019–15 Januari 2020. Simulasi dilakukan untuk cycle 00, 06, 12, dan 18. Identifikasi fenomena cold surge menggunakan pola 5 harian dan dilihat kemiripan polanya dengan data referensi ERA5. Pola 5 hari sebelum kejadian (26–30 Desember 2019), 5 hari kejadian (31 Desember 2019–4 Januari 2020), dan 5 hari setelah kejadian (5–9 Januari 2020). Pada hasil identifikasi pola dilakukan perhitungan probabilistik pada keempat cycle untuk memprakirakan ketidakpastian dari hasil prediksi. Secara keseluruhan hasil prediksi subseasonal mampu mensimulasikan fenomena cold surge. Parameter yang dikaji seperti kelembapan relatif, temperatur permukaan, kecepatan angin meridional, dan transpor kelembapan dapat mengidentifikasi kejadian cold surge pada cycle tertentu. Parameter kelembapan relatif dan temperatur permukaan teridentifikasi pada cycle 18, sedangkan parameter kecepatan angin meridional dan transpor kelembapan teridentifikasi pada cycle 00. Dari hasil simulasi cycle 18, fenomena cold surge ditandai dengan adanya peningkatan massa udara kering menuju selatan dan penurunan temperatur permukaan sebesar 4 °C menuju selatan ke wilayah yang lebih hangat. Penguatan angin meridional dan transpor kelembapan menuju selatan di sepanjang jalur pergerakannya yang merupakan ciri utama fenomena cold surge teridentifikasi pada cycle 00. Hal ini menunjukkan bahwa prediksi subseasonal yang akurat membutuhkan prediksi probabilistik karena hasil simulasi satu cycle tidak dapat merepresentasikan sinyal cold surge secara utuh.