Prediksi cuaca dan musim memiliki kesenjangan (gap) antara keduanya. Prediksi
subseasonal merupakan periode prediksi untuk menutup kesenjangan antara
prakiraan cuaca harian dan prediksi iklim musiman. Salah satu fenomena skala
subseasonal pada 31 Desember 2019–1 Januari 2020 adalah cross-equatorial
northerly surge yang berpengaruh pada kondisi cuaca dan mendukung peningkatan
curah hujan di sebagian wilayah Indonesia. Prediksi subseasonal dapat digunakan
untuk menganalisis kondisi atmosfer saat terjadi fenomena skala subseasonal yang
belum mampu dipenuhi oleh prediksi cuaca harian. Oleh karena itu, diperlukan
prediksi subseasonal yang akurat untuk mengkaji fenomena skala subseasonal.
Penelitian ini menggunakan simulasi model WRF-ARW untuk prediksi
subseasonal pada 15 Desember 2019–15 Januari 2020. Simulasi dilakukan untuk
cycle 00, 06, 12, dan 18. Identifikasi fenomena cold surge menggunakan pola 5
harian dan dilihat kemiripan polanya dengan data referensi ERA5. Pola 5 hari
sebelum kejadian (26–30 Desember 2019), 5 hari kejadian (31 Desember 2019–4
Januari 2020), dan 5 hari setelah kejadian (5–9 Januari 2020). Pada hasil identifikasi
pola dilakukan perhitungan probabilistik pada keempat cycle untuk memprakirakan
ketidakpastian dari hasil prediksi.
Secara keseluruhan hasil prediksi subseasonal mampu mensimulasikan fenomena
cold surge. Parameter yang dikaji seperti kelembapan relatif, temperatur permukaan,
kecepatan angin meridional, dan transpor kelembapan dapat mengidentifikasi
kejadian cold surge pada cycle tertentu. Parameter kelembapan relatif dan
temperatur permukaan teridentifikasi pada cycle 18, sedangkan parameter
kecepatan angin meridional dan transpor kelembapan teridentifikasi pada cycle 00.
Dari hasil simulasi cycle 18, fenomena cold surge ditandai dengan adanya
peningkatan massa udara kering menuju selatan dan penurunan temperatur
permukaan sebesar 4 °C menuju selatan ke wilayah yang lebih hangat. Penguatan
angin meridional dan transpor kelembapan menuju selatan di sepanjang jalur
pergerakannya yang merupakan ciri utama fenomena cold surge teridentifikasi pada
cycle 00. Hal ini menunjukkan bahwa prediksi subseasonal yang akurat
membutuhkan prediksi probabilistik karena hasil simulasi satu cycle tidak dapat
merepresentasikan sinyal cold surge secara utuh.