Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Fikoremediasi merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mengolah limbah cair tahu. Limbah cair tahu tersebut mengandung senyawa-senyawa organik yang dapat dimanfaatkan sebagai media kultivasi mikroalga untuk menggantikan media Walne. Mikroalga memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan kemampuan biosorpsi yang tinggi. Pada penelitian ini, kultur mikroalga yang digunakan adalah kultur campuran Nannochloropsis oculata dan Spirulina platensis yang dapat dibudidayakan dalam skala Open Raceway Pond (ORP) dengan volume kerja 55 L. Penggunaan kultur campuran ini ditujukan untuk meningkatkan efiisiensi pengolahan limbah cair tahu. Selain itu, spesies-spesies mikroalga pada kultur campuran diharapkan dapat saling bekerja sama dalam menyerap senyawa-senyawa organik pada limbah cair tahu, sehingga produktivitas biomassa meningkat, penyerapan cahaya lebih baik, dan penyerapan nutrisi menjadi lebih efektif. Kultur campuran N. oculata dan S. platensis dengan rasio 1:1 (v/v) dikultivasi pada media limbah cair tahu dengan konsentrasi 16% (v/v) selama 7 hari. Kemudian, pada hari ke-5 kultivasi, ditambahkan elisitor asam salisilat dengan variasi konsentrasi 0 ?M (kontrol), 20 ?M, dan 200 ?M. Kultur campuran N. oculata dan S. platensis dengan penambahan asam salisilat 20 ?M menghasilkan pertumbuhan terbaik, dengan laju pertumbuhan spesifik (0,66/hari), perolehan biomassa (1,33 g/L), produktivitas biomassa (0,14 g/L.hari), dan klorofil-a (7,03 mg/L). Nilai pH selama periode kultivasi untuk variasi penambahan asam salisilat 20 ?M berkisar antara 9,04 hingga 10,39. Selain itu, dengan penambahan asam salisilat 20 ?M juga diperoleh hasil penurunan parameter limbah tertinggi, dengan persentase penurunan nitrat (55,87%), ortofosfat (50,18%), BOD (71,68%), dan COD (68,85%). Produk yang dihasilkan berupa astaksantin, dengan kadar astaksantin tertinggi diperoleh pada variasi penambahan asam salisilat 20 ?M (0,11 mg/g bubuk kering mikroalga). Kultur campuran dengan penambahan asam salisilat 20 ?M mampu menjadi elisitor untuk meningkatkan pertumbuhan mikroalga dan kadar astaksantin. Namun, asam salisilat juga mampu menjadi inhibitor bagi pertumbuhan mikroalga pada konsentrasi 200 ?M, sehinggaa mengakibatkan produksi astaksantin menjadi sangat kecil.