digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

BAB_1 Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

BAB_2 Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

BAB_3 Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

BAB_4 Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

BAB_5 Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

BAB_6 Arief Rahman Hakim
PUBLIC sarnya

2023_TS_PP_ARIEF_RAHMAN_HAKIM_DAFUS.pdf
EMBARGO  2026-08-10 

2023_TS_PP_ARIEF_RAHMAN_HAKIM_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2026-08-10 

Rendahnya produktivitas pangan di perkotaan terjadi dikarenakan oleh kurangnya lahan produktif pertanian seiring bertumbuhnya jumlah penduduk di perkotaan. Oleh karena itu, pertanian perkotaan dianggap dapat menjadi salah satu solusi atau langkah antisipatif dalam menjamin ketersediaan pangan secara mandiri. Diketahui bahwa pertanian perkotaan memiliki beragam efek yang sebagian besar menggambarkan bahwa pertanian perkotaan memiliki efek yang memiliki nilai positif. Akan tetapi, pada praktiknya terdapat beragam kendala yang ditemui hingga praktik pertanian perkotaan tidak jarang mengalami penghentian penerapan (discontinued). Selain itu, sebagian besar masyarakat perkotaan bergerak di bidang non-primer sehingga dapat menjadi suatu isu bahwa pertanian perkotaan merupakan kebaruan bagi masyarakat perkotaan dan kebaruan memiliki efek memantul yang dapat menciptakan beragam konsekuensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsekuensi yang diterima masyarakat sebagai hasil daripada adopsi pertanian perkotaan. Substansi penelitian mengadaptasi berdasarkan konsep konsekuensi inovasi Rogers yang dibatasi hanya membahas mengenai 3 (tiga) klasifikasi konsekuensi yaitu konsekuensi tidak diinginkan, konsekuensi tidak langsung dan konsekuensi tidak terantisipasi. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsekuensi yang dihasilkan dari adopsi pertanian perkotaan memiliki konsekuensi yang meluas, tidak hanya bagi pengadopsi maupun non pengadopsi tetapi juga bagi sistem sosial. Konsekuensi tersebut terjadi oleh karena terdapatnya keterbatasan dan ketidakmampuan peran change agent dan opinion leader sebagai pembawa inovasi (pertanian perkotaan) dan penyalur komunikasi inovasi terhadap calon pengadopsi dalam mengkomunikasikan dan mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi yang berkembang. Tesis ini akan berkontribusi dalam memperkaya literatur terkait efek dari hasil adopsi pertanian perkotaan bagi pengadopsi, non-pengadopsi maupun sistem sosial di mana pertanian perkotaan diimplementasikan dalam perspektif lain.