digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Endemi COVID-19 merupakan penyakit infeksius yang menjadi perhatian global. Pencarian kandidat antiviral yang efektif masih perlu dilakukan, untuk menekan risiko penyakitnya. Namun, ketersediaan fasilitas penapisan seperti laboratorium BSL-3 terbatas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan kit penapisan high-throughput dalam mendeteksi inhibitor dimerisasi Mpro SARS-CoV-2. Dalam studi ini, kultur E. coli untuk penapisan diliofilisasi dengan tiga variasi lioprotektan. Setelah penyimpanan di dalam -20? selama 6 bulan, dilakukan pengujian viabilitas serta aktivitas penapisannya secara berkala (1, 3, dan 6 bulan pascaliofilisasi). Kultur produk liofilisasi diaktivasi secara langsung dari vial ke medium cair, dan tidak langsung dengan menginokulasikan terlebih dahulu di medium padat. Sebagai kontrol, dalam penelitian ini digunakan senyawa saquinavir dan bakteri rekombinan AraC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lioprotektan campuran trehalosa, sukrosa, dan susu skim mampu mengawetkan kultur dengan faktor kesintasan 67 – 78%. Kultur yang diliofilisasi memiliki aktivitas penapisan yang konsisten terhadap saquinavir setelah tahap aktivasi tambahan di medium padat. Konsistensi aktivitas penapisan ditinjau dari tren konsentrasi inhibitor dan rasio fluorosensi kultur kontrol positif keberhasilan inhibisi (saquinavir = 7 ?g/mL) terhadap kontrol baseline tanpa perlakuan (FsC/FsBL). Nilai minimal cutoff rasio FsC/FsBL sebagai indikator validitas pengujian adalah 1,35. Dengan demikian, kit untuk penapisan senyawa anti-COVID-19 yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan di laboratorium non-BSL-3.