digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Raihan Naufal Nirwana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Perkembangan jumlah penduduk dan urbanisasi meningkatkan kebutuhan energi listrik. Namun, hingga saat ini sumber energi utama yang digunakan di Indonesia berasal dari pembakaran batu bara. Hal ini dapat mengakibatkan pemanasan global karena terjadi peningkatan produksi gas rumah kaca. Dengan melihat sebagian besar hidup manusia dihabiskan di dalam ruangan, penting untuk mengurangi laju pemanasan global dan menciptakan bangunan hemat energi yang memberikan kenyamanan bagi penghuni. Pemasangan sel surya pada atap bangunan telah diidentifikasi sebagai salah satu solusi yang berpotensi untuk menghasilkan energi dan mengurangi emisi karbon. Namun, pengaruh pemasangan sel surya pada atap terhadap beban pendinginan bangunan belum banyak diteliti, terutama di wilayah dengan iklim panas-lembap seperti Kota Tegal, Indonesia. Pada penelitian ini, pengaruh pemasangan sel surya pada atap terhadap temperatur ruangan dan beban pendinginan dari bangunan Tegal Experimental House, sebuah bangunan prototipe yang dirancang dengan konsep hemat energi, akan diestimasi menggunakan perangkat lunak Designbuilder. Hasil simulasi temperatur salah satu ruangan dan permukaan atap kemudian akan dibandingkan dengan hasil pengukuran pada lokasi sebagai validasi. Setelah itu, dilakukan simulasi beban pendinginan dengan memperhatikan input data beban internal dan jadwal okupansi. Selain itu, akan dilakukan pula simulasi serupa namun dengan menggunakan konstruksi selubung bangunan rumah susun tipikal di Indonesia. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penurunan temperatur permukaan atap apabila terdapat sel surya yang menutupinya. Hasil simulasi beban pendinginan bangunan dengan konstruksi Tegal Experimental House menunjukkan penambahan sel surya pada atap akan mengurangi beban pendinginan ruangan dan beban pendinginan seluruh bangunan secara berurutan sebesar 5,7% dan 1,95% pada musim kemarau Kota Tegal. Selain itu, untuk bangunan konstruksi tipikal rusunami di Indonesia, penurunan beban pendinginan ruangan dan beban pendinginan seluruh bangunan secara berurutan hingga sebesar 16% dan 6,57% pada musim kemarau di Kota Tegal.