digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Galuh Joko Pamungkas
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PT BORNEO merupakan salah satu dari lima perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia secara produksi batu bara pada tahun 2022 dengan target kuota produksi sebesar 36 juta ton batu bara. Seiring dengan peningkatan kuota produksi, berbagai aspek seperti skala peralatan, jarak pengangkutan, kepadatan peralatan, dan risiko keamanan juga meningkat. Akibatnya, beberapa kinerja operasional mengalami penurunan, salah satunya adalah produktivitas pengangkutan ROM to PORT (RTP), yang hanya mencapai 86% dari target. Untuk mengatasi masalah ini, permasalahan tersebut dianalisis menggunakan metode cause mapping, teknik 5-Why, wawancara, dan alat-alat statistik untuk menentukan akar penyebab potensial. Akar penyebab potensial ini dianalisis lebih lanjut menggunakan alat statistik dan simulasi yang sesuai untuk mengidentifikasi akar penyebab sebenarnya. Berdasarkan analisis, terdapat dua penyebab utama yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap produktivitas RTP, yaitu perpindahan truk yang tidak seimbang dan kapasitas PORT yang lebih kecil dari kapasitas angkutan. Setiap penyebab utama ini kemudian dibagi lebih lanjut menjadi enam variabel operasional yang mewakili penyebab-penyebab tersebut. Simulasi menunjukkan bahwa ada tiga faktor utama yang berkontribusi pada rendahnya produktivitas RTP: waktu pemuatan, berhentinya secara acak selama shift, dan komposisi beban dan kosong pada saat pergantian shift. Strategi operasional yang diusulkan mengutamakan beberapa aktifitas kunci untuk meningkatkan produktivitas. Aktifitas ini diantaranya adalah menjaga rataan waktu muat sebesar maksimal 5,8 menit, memastikan kurang lebih 40% dari populasi total truk yang beroperasi per shift saat pergantian shift dalam keadaan terisi, dan manjaga maksimal 1% truk yang aktif beroperasi dalam siklus produksi berhenti secara bersamaan. Dengan menerapkan strategi ini, diperkirakan produktivitas dapat meningkat sebesar rata-rata 9,9%. Selain itu, studi ini juga mengusulkan metode awal untuk memprediksi produktivitas per jam yang dapat membantu manajemen operasional dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lebih lanjut.