digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri batubara cenderung fluktuatif dan perubahan harga batubara dapat berdampak signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini fokus pada PT Adaro Energy Indonesia, perusahaan tambang batubara terkemuka di Indonesia, dan menganalisis penilaian untuk memprediksi nilai proyeksi perusahaan dengan mempertimbangkan penurunan harga batubara pada awal tahun 2023. Metodologi yang digunakan meliputi proyeksi indeks harga batubara, analisis tingkat inflasi, analisis rasio keuangan, dan analisis arus kas terdiskontokan. Analisis penilaian menunjukkan tren penurunan indeks harga batubara dari global Newcastle index antara tahun 2023 dan 2030. Meskipun demikian, produksi batubara tetap meningkat karena permintaan yang stabil secara global. Analisis tingkat inflasi menunjukkan tren peningkatan yang berdampak pada biaya barang terjual (COGS) dan biaya operasional perusahaan. Untuk melakukan analisis penilaian dengan akurat, penting untuk mengidentifikasi asumsi kunci dan melakukan analisis arus kas terdiskontokan. Rasio keuangan menunjukkan bahwa PT Adaro Energy Indonesia memiliki kinerja keuangan yang sehat. Analisis pro forma juga mengkonfirmasi posisi keuangan yang kuat. Dalam perbandingan dengan pesaing industri, PT Adaro Energy Indonesia unggul dalam berbagai rasio terkait industri. Analisis arus kas terdiskontokan menggunakan rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) sebagai biaya modal dengan mempertimbangkan biaya utang dan ekuitas. Hasil analisis menunjukkan nilai positif, dengan asumsi bahwa pertumbuhan harga batubara akan berhenti pada tahun 2030 akibat kebijakan nol emisi karbon. Model pasar menunjukkan harga yang lebih rendah dari harga pasar saat ini pada akhir tahun 2023. Penelitian ini menunjukkan penurunan nilai PT Adaro Energy Indonesia mulai tahun 2022, sehingga diperlukan tindakan strategis. Untuk mengurangi risiko yang terkait dengan penurunan harga batubara, perusahaan disarankan untuk mencari solusi inovatif, diversifikasi sumber pendapatan, dan eksplorasi bidang usaha baru. Dengan meningkatkan nilai perusahaan dan mengurangi ketergantungan pada batubara, perusahaan dapat mengelola risiko volatilitas harga batubara dan meningkatkan keberlanjutan jangka panjang.