digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adinda Silviyani Puteri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan


BAB 1 - ADINDA SILVIYANI PUTERI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - ADINDA SILVIYANI PUTERI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - ADINDA SILVIYANI PUTERI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - ADINDA SILVIYANI PUTERI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - ADINDA SILVIYANI PUTERI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - ADINDA SILVIYANI PUTERI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Baterai lithium-ion umum digunakan sebagai sumber energi kendaraan listrik karena spesifikasinya. Namun, temperatur merupakan masalah dan merupakan faktor yang memengaruhi kinerja baterai tersebut. Oleh karena itu, untuk menjaga temperatur baterai dalam rentang temperatur yang aman, penting untuk merancang sistem manajemen termal baterai (BTMS) yang efisien, dan model termal baterai yang akurat menjadi salah satu kunci dalam sistem manajemen termal. Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen dan simulasi untuk memahami karakteristik kenaikan temperatur dari susunan baterai seri saat pengisian dan pengosongan di bawah pengaruh arus yang berbeda. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya, unutk penelitian ini kami mengumpulkan data tegangan dan arus untuk menentukan panas yang dihasilkan oleh baterai. Temperatur meningkat selama proses pengisian dan pengosongan, dengan temperatur yang lebih tinggi saat dialiri arus 3000 mA untuk 1 jam (laju 1C) dibandingkan ketika dialiri arus 1500 mA untuk 2 jam (laju 0.5C). Baterai 2 (tengah) menunjukkan temperatur tertinggi, sedangkan baterai 3 (sisi kanan) memiliki temperatur terendah akibat polarisasi. Temperatur maksimum baterai terjadi di sisi yang berdekatan dengan baterai lain, kecuali dalam eksperimen pengisian daya 0.5C. Selama pengosongan, temperatur baterai lebih tinggi karena reaksi eksotermik. Dalam simulasi, temperatur yang lebih tinggi pads laju 1C dibandingkan dengan 0.5C, dengan baterai 2 memiliki temperatur tertinggi dan baterai 3 memiliki temperatur terendah saat pengosongan. Dalam simulasi pengisian, baterai 2 memiliki temperatur tertinggi dan baterai 1 (sisi kiri) memiliki temperatur terendah. Temperatur maksimum terjadi di sisi baterai yang berdekatan dengan baterai lain. Simulasi pengosongan memunjukan karaketistik yang serupa dengan hasil ekperimen tetapi proses pengisian tidak, terdapat perbedaan dalam distribusi temperatur di sepanjang garis horizontal. Temperatur simulasi di sisi sel meningkat secara signifikan karena model udara yang tipis.