ABSTRAK Wanda Ayu Puspita Ningratri
PUBLIC Latifa Noor PUSTAKA Wanda Ayu Puspita Ningratri
PUBLIC Latifa Noor
COVER Wanda Ayu Puspita Ningratri
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
BAB1 Wanda Ayu Puspita Ningratri
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
BAB2 Wanda Ayu Puspita Ningratri
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
BAB3 Wanda Ayu Puspita Ningratri
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
BAB4 Wanda Ayu Puspita Ningratri
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
BAB5 Wanda Ayu Puspita Ningratri
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Salah satu
zat pewarna yang banyak digunakan dalam industri tekstil adalah metil jingga. Metil jingga
merupakan zat yang bersifat karsinogenik. Salah satu metode penanganan limbah metil jingga
adalah adsorpsi. Adsorpsi memiliki kelebihan di antaranya prosesnya yang lebih efektif,
efisien, dan ekonomis. Metode adsorpsi yang digunakan pada penelitian ini melibatkan
adsorben berbahan dasar polimer alami, yaitu selulosa yang berasal dari batang pohon pisang
Raja Nangka. Untuk meningkatkan kapasitas selulosa saat proses adsorpsi, dilakukan
modifikasi melalui métode kopolimerisasi cangkok menggunakan monomer 2-
(dimetilamino)etil akrilat (DMAEA) dan inisiator serium (IV) amonium nitrat. Produk yang
dihasilkan yaitu selulosa-g-poli(DMAEA). Tahap penelitian yang dilakukan meliputi isolasi
selulosa, modifikasi selulosa, karakterisasi polimer, kinetika, serta studi adsorpsi dan desorpsi.
Pada proses isolasi selulosa diperoleh rendemen sebesar 25% (b/b). Persentase pencangkokan
selulosa diperoleh sebesar 90% dan persentase rendemen sebesar 40% (b/b). Hasil tersebut
diperoleh untuk derajat polimerisasi ( ??? ) teoritis sebesar 10, dengan persen teoritis
modifikasi residu gula 50% dan suhu polimerisasi pada 75 ?. Data FTIR menunjukkan adanya
puncak pada bilangan gelombang 1303,4 cm?1 dan 1726,1 cm?1 yang berasal dari gugus
fungsi C?N dan C=O. Dari data tersebut menunjukkan bahwa selulosa-g-poli(DMAEA)
berhasil disintesis. Data difraksi sinar-X menunjukkan adanya puncak baru pada selulosa-gpoli(DMAEA) yaitu pada 2? sekitar 47,4o dan 56,4o
. Analisis kinetika adsorpsi yang
dilakukan menunjukkan model kinetika orde 2 semu. Selain itu, uji adsorpsi menunjukkan
bahwa pH optimum untuk selulosa dan selulosa-g-poli(DMAEA) adalah pH 3, sedangkan data
waktu kontak optimum selulosa sebesar 105 menit dan selulosa-g-poli(DMAEA) sebesar 45
menit. Selain itu, nilai efisiensi adsorpsi pada selulosa sebesar 88,7% dan pada selulosa-gpoli(DMAEA) sebesar 74,4%. Efisiensi rata-rata desorpsi menggunakan larutan NaOH
dengan konsentrasi 1 M pada selulosa sebesar 80% dan pada selulosa-g-poli(DMAEA) sebesar
76,2%. Hal ini menunjukkan bahwa metil jingga mudah untuk didesorpsi dari adsorben
menggunakan larutan basa dan mengindikasikan bahwa adsorpsi yang terjadi adalah jenis
adsorpsi fisik