digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Muhamad Iqbal Firdaus-1.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kualitas air merupakan faktor penting yang diperlukan masyarakat kawasan Sumatera Selatan sebagai Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, yang selanjutnya disingkat WPPNRI. Kontaminasi air yang ditimbulkan karena perubahan dari aktifitas manusia yang dilakukan secara intensif dapat memunculkan masalah lingkungan global yang muncul salah satunya ialah peningkatan konsentrasi klorofil-a. Perubahan iklim, cuaca dan musim dapat mempengaruhi sebaran konsentrasi klorofil-a pada suatu perairan. Sebaran kandungan klorofil-a diketahui dengan metode pengindraan jauh yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan skala yang besar, satelit yang digunakan berupa Aqua MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer). Sebaran konsentrasi klorofil-a bulanan dilakukan dalam periode 20 tahun dari tahun 2003 – 2022. Peningkatan nilai konsentrasi klorofil-a terjadi pada tahun 2022 dan tahun 2010, serta penurunan nilai konsentrasi klorofil-a terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2012 hingga 2013. Muara Musi secara geografis termasuk kedalam pola hujan monsoonal, namun berdasarkan data aktual menunjukkan pola The Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ), dengan nilai intensitas curah hujan pada musim sedikit hujan Bulan Agustus sebesar 83,29 mm. Jika dibandingkan dengan pola hujan ITCZ konsentrasi klorofil-a menunjukkan tren penurunan pada Bulan September hal itu juga terlihat pada intensitas curah hujan yang mengalami penurunan di Bulan September. Sedangkan, pada akhir tahun kedua variabel tersebut mengalami peningkatan. Analisa berdasarkan seasonal menunjukkan bahwa perbandingan nilai konsentrasi klorofil-a dengan IOD berbanding terbalik, dimana ketika nilai konsentrasi klorofil-a mengalami kenaikkan namun indeks IOD menunjukkan nilai negatif, begitu pun jika nilai konsentrasi klorofil-a mengalami penurunan maka terjadi IOD positif. Hal itu serupa dengan analisa berdasarkan seasonal menunjukkan bahwa perbandingan nilai konsentrasi klorofil-a dengan MEI berbanding terbalik, dimana ketika nilai konsentrasi klorofil-a mengalami kenaikkan namun indeks ENSO menunjukkan kondisi La-Nina, begitu pun jika nilai konsentrasi klorofil-a mengalami penurunan maka saat itu terjadi El-Nino. Fenomena IOD negatif dan La-Nina terjadi bersamaan ketika tahun 2010 dan tahun 2022, hal itu menunjukkan juga kenaikkan nilai konsentrasi klorofil-a. Analisa berdasarkan musim menunjukkan bahwa perbandingan nilai konsentrasi klorofil-a dengan intensitas curah hujan berbanding lurus, dimana ketika nilai konsentrasi klorofil-a mengalami kenaikkan maka nilai intensitas curah hujan pun meningkat. Nilai konsentrasi klorofil-a dapat meningkat ketika intensitas curah hujan tinggi karena prediksi potensi emisi yang berasal dari sumber pencemar non-point source terbawa menuju badan air penerima melalui air larian atau run-off. Nilai korelasi EOF 1 klorofil-a dengan EOF 1 SPL yang memiliki nilai sebesar 0,3338 menunjukkan ketika nilai EOF 1 konsentrasi klorofil-a anomali bernilai positif maka nilai EOF 1 SPL anomali pun menunjukkan kenaikkan. Berikutnya dilakukan uji signifikansi yang menghasilkan nilai antar variabel EOF 1 klorofil-a dengan nilai EOF 1 SPL yang memiliki nilai <0,0001. Untuk nilai EOF 1 konsentrasi klorofil-a mengalami peningkatan maka nilai variabel IOD mengalami penurunan. Hal itu karena variabel konsentrasi florofil-a dengan IOD memiliki nilai korelasi sebesar -0,1509. Nilai signifikansi antar variabel EOF 1 klorofil-a dengan IOD yang memiliki nilai 0,0227. Nilai EOF 1 konsentrasi klorofil-a dengan nilai intensitas curah hujan anomali menunjukkan bahwa jika nilai EOF 1 konsentrasi klorofil-a mengalami peningkatan maka nilai variabel intensitas curah hujan anomali juga mengalami kenaikkan. Nilai korelasi sebesar 0,1618. Nilai signifikansi antar variabel EOF 1 klorofil-a dengan presipitasi anomali yang memiliki nilai 0,014. Terjadi peningkatan nilai prediksi potensi emisi yang berasal dari daratan pada nutrien TN dan TP. Tahun 2002 nutrien TN memiliki nilai sebesar 275433,13 kg/tahun dan nutrien TP memiliki nilai sebesar 128455,14 kg/tahun. Sedangkan pada tahun 2021 nutrien TN memiliki nilai sebesar 487743,52 kg/tahun dan nutrien TP memiliki nilai sebesar 232583,77 kg/tahun. Muara Musi berada pada tingkat trofik yaitu mesotrophic, dan berdasarkan hasil analisa pada Bulan Juli dan Bulan Agustus berada pada tingkat trofik yaitu eutrophic. Pengelolaan nutrien perlu dilakukan secara konsisten baik dari aspek non-teknis maupun dari aspek teknis, serta dilakukan secara berkelanjutan. Hal itu dilakukan dalam upaya mengurangi beban pencemar terhadap badan air penerima.