digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

BAB_1 Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

BAB_2 Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

BAB_3 Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

BAB_4 Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

BAB_5 Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

BAB_6 Josephine Emmanuel
PUBLIC sarnya

DAFTAR Josephine Emmanuel
EMBARGO  2026-08-08 

2023_TS_PP_JOSEPHINE_EMMANUEL_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2026-08-08 

Gagasan pemanfaatan energi nuklir di Indonesia telah lama dibicarakan, namun upaya pengembangannya belum terlihat jelas. Karakteristik teknologi energi nuklir yang membutuhkan ilmu teknis yang rumit, menawarkan prospek kemanfaatan yang besar, bersifat sensitif dalam ranah geopolitik, serta memiliki riwayat kecelakaan membuat pembahasannya berbeda dari kasus teknologi lainnya. Kajian pengembangan energi nuklir di Indonesia sebaiknya melibatkan penelusuran kontroversi dan aktor secara empiris sehingga membuahkan pengertian yang mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri pengembangan agenda energi nuklir di Indonesia berdasarkan sudut pandang para peneliti energi nuklir melalui Actor-Network Theory, sebuah kerangka teoritis yang bertujuan memahami dunia melalui penelusuran interaksi dan hubungan antara aktor manusia dan non-manusia. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan energi nuklir di Indonesia kini mendapatkan lebih banyak perhatian akibat isu kebutuhan akan energi bersih yang dilatarbelakangi oleh perubahan iklim, namun demikian proses perencanaan dan studi kelayakan energi nuklir tidak kunjung berakhir. Para perencana dan pembuat kebijakan tampak tengah menghadapi berbagai ketidakpastian. Namun dengan metode penelitian yang terisolasi, mereka memiliki kelemahan dalam melihat aktor manusia dan non-manusia sebagai sebuah kolektif, sehingga terdapat kesulitan dalam memahami modal jejaring yang dimiliki oleh para aktor di Indonesia. Penelusuran terhadap peneliti nuklir dalam penelitian ini menunjukkan upaya aktor yang terus bersirkulasi, melalui pengembangan teknologi nuklir dalam laboratorium, pencetusan gagasan bersama sesama rekan peneliti, hingga berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat secara berulang. Hal ini membuktikan bahwa baik manusia maupun non-manusia dapat saling berdialog untuk menemukan titik kepentingan bersama. Pada kenyataannya, ketidakpastian akan terus ada. Seturut dengan pemikiran Beauregard, penelitian ini mendorong para perencana untuk melangkah sambil membangun kapasitas dan resiliensi dengan cara memetakan jejaring manusia dan non-manusia yang membentuk ekosistem ketenaganukliran di Indonesia dan menguatkannya.