digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hasrul Nurliansyah
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kepulauan terbanyak di dunia, sehingga salah satu transportasi antara pulau membutuhkan pesawat sebagai penghubung antara pulau-pulau tersebut. Terminal bandar udara adalah infrastruktur utama pesawat yang harus ada. Kementerian energi dan sumber daya mineral mengatakan pengelolaan operasional bandara komersil di Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar jika dibandingkan dengan jenis bangunan lain pada subsektor bangunan gedung, seperti hotel, perkantoran dan pusat perbelanjaan. Bandar udara praktis tidak pernah berhenti beroperasi dalam melayani jalannya lalu lintas udara, sehingga konsumsi energi terutama listrik tentu sangatlah besar. Fokus studi tesis ini adalah Bandar udara yang menjadi aset penting terhadap pengembangan kota Baubau. Perubahan iklim yang terus meningkat tiap tahunnya menuntut Arsitek untuk berperan dalam penurunan pemanasan global. Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan sebuah komitmen global untuk menciptakan energi berkelanjutan dalam mewujudkan dunia yang nyaman untuk dihuni oleh manusia pada tahun 2030 menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan desain terminal bandara ini. Bandar udara Betoambari Baubau merupakan bandar udara domestik kelas III yang menjadi salah satu akses utama para wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung (Asmin dan Preambudi, 2021). Bandar udara ini akan dikembangkan oleh pemerintah Sulawesi Tenggara (MK, 2021) karena masih minimnya infrastruktur bandara yang tersedia. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangunan terminal bandar udara yang berkelanjutan agar dapat meminimalkan konsumsi energi berlebihan. Studi pada tesis ini disusun dengan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan hasil perancangan yang baik. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa bangunan terminal yang dirancang lebih efisien kurang lebih 10% di bandingkan rancangan terminal sebelumnya. Desain terminal ini diharapkan menjadi sumber acuan dalam pengembangan Bandar udara Betoambari di Baubau dalam menerapkan konsep Arsitektur Hijau yang berkelanjutan.