digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Amalia Qurrotu Ayunina
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Variabel reanalisis saling terhubung dan mencerminkan interaksi kompleks serta mekanisme umpan balik dalam atmosfer Bumi dan sistem iklim. Sebagai komponen integral dalam siklus air, presipitasi memainkan peran yang fundamental dalam berbagai proses di Bumi. Namun, reanalisis data presipitasi memiliki keterbatasan, ketidakpastian bias, dan kesalahan dalam estimasi untuk setiap wilayah dan periode waktu sehingga evaluasi diperlukan sebelum diaplikasikan untuk kebutuhan sektoral. Pada penelitian ini dilakukan interkomparasi performa data model atmosfer reanalisis global ERA5, JRA-55, dan MERRA-2 di Jawa bagian Barat berdasarkan variabel presipitasi terhadap data observasi in situ yang terdiri dari 436 stasiun pos pengamatan curah hujan. Evaluasi dilakukan dalam skala waktu bulanan untuk periode waktu 1980 hingga 2019 dengan metrik Root Mean Squared Error (RMSE) untuk mengukur magnitudo kesalahan, koefisien korelasi untuk melihat kekuatan hubungan linear, dan normalized bias untuk menunjukkan kecenderungan sistematis dalam dataset reanalisis presipitasi terhadap curah hujan observasi. Dari ketiga dataset reanalisis presipitasi, ERA5 menunjukkan performa terbaik berdasarkan nilai RMSE dan koefisien korelasi, diikuti oleh MERRA-2 dan JRA- 55. Adapun MERRA-2 memiliki nilai normalized bias terkecil, diikuti oleh ERA5, dan JRA-55. Distribusi geografis performa menunjukkan nilai RMSE yang lebih tinggi di daerah selatan dengan elevasi tinggi, sementara koefisien korelasi yang lebih tinggi ditemukan di daerah utara dengan elevasi rendah. Daerah dengan topografi sangat rendah seperti pantai utara Jawa bagian barat dan daerah dengan topografi sangat tinggi seperti pegunungan di tengah dan selatan Jawa bagian barat cenderung overestimate oleh reanalisis presipitasi ERA5 dan MERRA-2, sementara daerah dataran rendah hingga sedang cenderung underestimate oleh JRA55. Secara keseluruhan, nilai presipitasi ERA5 memberikan replikasi paling representatif, menunjukkan akurasi terbaik, dan kesepakatan tertinggi dengan data observasi curah hujan di Jawa bagian barat.