digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Hafidh Soni Rajabson
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengandalkan daya tarik alami lingkungan pesisir dan lautan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pengembangan wisata bahari perlu disusunnya strategi yang baik agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi wisata bahari di Pesisir Timur Provinsi Lampung dan menentukan apakah wisata tersebut sudah aman untuk daerah wisata dan lingkungan sekitar. Metode yang digunakan menggunakan Coastal Ecotourism Vulnerability Infrastructure Index (CEVII) yang di dalamnya terdapat pembobotan geologi, kenaikan muka laut rata-rata, tunggang pasang surut, tinggi gelombang rata-rata, ke lerengan pesisir, erosi/akresi, kedalaman perairan, pasang surut, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan, dan ketersediaan air tawar yang digunakan untuk menilai wisata pantai. Data yang digunakan diperoleh dari data sekunder dari berbagai sumber data. Hasil penilaian CEVII menunjukkan bahwa pada Pantai Agung pada Kabupaten Tulang Bawang dinilai memiliki nilai 56,60 % (sedang), lalu ketiga Pantai Tiska pada Kota Bandar Lampung, Pantai Marina pada Kabupaten Lampung Selatan, dan Pantai Kerang Mas Kabupaten Lampung Timur memiliki nilai 88,00 %, 86,90 %, dan 82,40 % (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga Pantai Tiska pada Kota Bandar Lampung, Pantai Marina pada Kabupaten Lampung Selatan, dan Pantai Kerang Mas Kabupaten Lampung Timur memiliki potensi penggunaan rekreasi yang sangat baik dan cukup untuk Pantai Agung pada Kabupaten Tulang Bawang.