digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Indriana Sabrianti
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Indriana Sabrianti
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Fenomena Surface Urban Heat Island (SUHI) di Jakarta menunjukkan adanya pemuaian dan peningkatan intensitas temperatur. Efek SUHI tidak hanya berdampak pada suhu udara tinggi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap polusi udara di Jakarta. Polusi udara yang berlebihan di kota seperti PM 2.5 akan terus mempengaruhi kehidupan penduduk, dan dapat menyebabkan risiko kesehatan yang lebih besar. Oleh karena itu, perlu adanya studi mengenai pengaruh UHI (SUHI) terhadap konsentrasi PM 2.5 di DKI Jakarta. Proses pengolahan data satelit MODIS dilakukan untuk memperoleh pola persebaran LST dan juga konsentrasi PM 2.5 DKI Jakarta periode Juni, Juli, Agustus (JJA) tahun 2011–2020. Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) merupakan instrumen yang beroperasi pada satelit Terra. Satelit MODIS merupakan satelit dengan penggunaan paling luas dan popular untuk penelitian suhu permukaan. MODIS juga digunakan untuk memperkirakan Aerosol Optical Depth (AOD) di wilayah kajian yang selanjutnya diolah menggunakan Simplified Aerosol Retrieval Algorithm (SARA) Binning model untuk mengestimasi konsentrasi PM 2.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata suhu permukaan DKI Jakarta periode JJA 2011–2020 lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya di Jabodetabek. Pola persebaran spasial LST DKI Jakarta periode JJA tahun 2011–2020 menunjukkan bahwa pusat panas lokal banyak berada di Jakarta Timur. Wilayah dengan intensitas SUHI yang tinggi (Jatinegara, Jakarta Timur) memiliki nilai konsentrasi PM 2.5 yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah dengan intensitas SUHI yang rendah (Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). Korelasi antara LST, juga intensitas SUHI dengan konsentrasi PM 2.5 menunjukkan korelasi yang negatif di kedua titik (-0,56 dan -0,43). Wilayah dengan intensitas SUHI yang tinggi memiliki konsentrasi PM 2.5 yang cenderung rendah, begitupun sebaliknya.