digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada bulan Januari-November 2022, terdapat 923 pasien Transit-1 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang tidak dapat diklaim sebagai pasien rawat inap karena tidak memenuhi salah satu persyaratan dari BPJS Kesehatan. Penelitian ini berusaha untuk menemukan akar permasalahan dari permasalahan tersebut dan memberikan usulan solusi dengan menggunakan metode Root Cause Analysis. Observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data pada langkah Problem Understanding dan Problem Cause Brainstorming untuk mengidentifikasi masalah penelitian. Masalah penelitian yang muncul adalah tidak terpenuhinya persyaratan rawat inap 6 jam dari BPJS Kesehatan. Pada tahap Problem Cause Data Collection dengan menggunakan prinsip Pareto, teridentifikasi empat penyebab yang berkontribusi terhadap hampir 80 persen permasalahan. Keempat masalah tersebut adalah: Kondisi klinis pasien membaik; Tidak ada indikasi untuk layanan rawat inap; Indikasi rawat inap ke Transit-1 yang tidak tepat; dan Pasien menolak perawatan. Pada langkah Identifikasi Akar Masalah, tiga penyebab pertama kemudian dianalisis untuk menemukan akar masalah dengan menggunakan metode 5 Why.. Pada langkah Root Cause Identification, Kondisi klinis pasien membaik memiliki satu akar penyebab yaitu tidak adanya Model Of Care (MoC) di IGD yang dapat memudahkan pelayanan pasien yang membutuhkan lama perawatan yang singkat dan membutuhkan berbagai macam tes diagnostik dan prosedur medis. Tidak ada indikasi untuk layanan pasien rawat inap memiliki satu akar penyebab yaitu kepemimpinan yang tidak efektif dari direktur rumah sakit. Dan indikasi yang tidak tepat untuk rawat inap ke Transit-1, memiliki dua akar penyebab yaitu: tidak adanya MoC di IGD dan kepemimpinan yang tidak efektif dari direktur rumah sakit. Solusi yang disarankan adalah: mengadakan Short Stay Unit MoC di UGD dan melakukan program peningkatan kepemimpinan.