Peran kehadiran digitalisasi dan teknologi informasi di tengah disrupsi ekonomi berdampak pada gaya hidup dan sikap lebih sadar investasi. Optimalisasi dan akselarasi transformasi digital, sinergi serta kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan pasar modal yang berkesinambungan melakukan sosialisasi dan edukasi, telah mencatatkan pertumbuhan pesat jumlah investor. Hal ini mengkonfirmasi cerminan dimulainya tranformasi masyarakat, dari tidak hanya gemar menabung menjadi investing society. Menurut data Bursa Efek Indonesia, per 31 Januari 2023 jumlah investor di pasar modal meningkat menjadi 10,4 juta Single Investor Identification (SID), dan diproyeksikan akan terus bertumbuh menjadi 13,92 juta pada akhir 2023. Tetapi peningkatkan inklusi saja tak cukup, sebab berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 2022, tingkat akses masyarakat terhadap produk investasi lebih tinggi dibandingkan tingkat pemahamannya, sehingga sangat diperlukan peningkatan literasi investor. Literasi yang paling mendasar adalah kemampuan melakukan penyusunan strategi investasi dan pengambilan keputusan investasi baik dalam jual, beli, atau menahan aset.
Investor aktif baik yang berpengalaman maupun investor pemula selalu mencari strategi investasi yang sederhana dengan risk rendah dan yang terbukti jitu dan memberikan return di atas return market. Salah satu strategi yang perlu diperhatikan adalah strategi Dog of the Dow. The Dogs Of The Dow mengalahkan S&P500 dan DJIA dalam periode dua puluh (20) tahun sejak awal milenium. Selalu berusaha untuk meningkatkan strategi yang ada, investor telah mengembangkan beberapa varian strategi Dogs of the Dow. Pada studi evaluasi ini dilakukan uji kembali kinerja historis dari berbagai variasi strategi Dog Of The Dow dengan menggunakan data historis pada saham IDX30 periode 2012 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi investasi berbasis dividend yield ini dapat memberikan kinerja yang baik dan juga mudah diimplementasikan serta menunjukkan bahwa sebagian besar portofolio yang masuk dalam kategori Dog of the Dow dan variannya mengungguli indeks IDX30 periode 2013 - 2022 dan dapat direkomendasikan untuk diterapkan oleh investor di bursa efek Indonesia.