digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam setiap organisasi. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia dapat memberikan berbagai keunggulan bersaing bagi organisasi. Berdasarkan fakta dari CBInsight, ditemukan bahwa 7 besar kegagalan startup disebabkan karena pemilihan anggota tim yang salah. Sebagaimana sumber daya manusia (tim) adalah bagian penting dalam sebuah startup berbasis teknologi yang mampu menjadi tonggak dalam mempertahankan eksistensinya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, peran seorang pemimpin sangatlah penting, karena ia harus mampu memberikan arahan sesuai tujuan dan mengusahakan agar anggota tim dapat berkontribusi secara optimal. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki gaya kepemimpinan yang tepat. Salah satu gaya kepemimpinan yang mampu memfasilitasi tim untuk dapat saling berkolaborasi adalah gaya kepemimpinan bersama. Seiring dengan tanggung jawab krusial seorang pemimpin, tentunya anggota tim juga harus mampu dan mau terlibat penuh dalam proses mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Hal ini penting karena mencerminkan komitmen anggota untuk bertahan dan memiliki produktivitas yang tinggi. Fulola adalah startup berbasis teknologi yang bergerak di bidang pendidikan anak usia dini. Sebagai startup teknologi, CEO Fulola menerapkan kepemimpinan bersama untuk menciptakan tim yang mampu mengambil tanggung jawab penuh dan berkolaborasi satu sama lain. Namun seiring berjalannya waktu kepemimpinan yang diterapkan sudah tidak efektif lagi, karena sering terjadi pengambilan keputusan yang lambat akibat sulitnya mencapai mufakat yang berujung pada miss komunikasi dan miss koordinasi serta seiring dengan itu komitmen anggota tampak menurun yang ditandai dengan rendahnya antusiasme dalam menjalankan tugas, kesulitan dalam menentukan jadwal rapat karena kegiatan lain lebih diprioritaskan, menghadiri rapat yang tidak tepat waktu, sering menunda pelaksanaan pekerjaan, ketidakpatuhan terhadap tenggat waktu yang telah disepakati, dan menurunnya hubungan interpersonal yang mendalam. Hal tersebut kemudian berdampak pada penurunan kinerja tim yang ditunjukkan dengan penurunan Objective and Key Result (OKR) dari periode pertama yang mencapai rata-rata 76,23% dan pada periode kedua hanya mencapai 66,93%. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menyelidiki apa dan bagaimana kepemimpinan bersama dapat mempengaruhi komitmen organisasi dan kinerja tim serta apa dan bagaimana komitmen organisasi mempengaruhi kinerja tim khususnya di Fulola. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus tunggal. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dengan 3 orang anggota di Fulola, terdiri dari COO, CFO, dan CMO yang sebelumnya telah melalui proses internal pilot study. Hasil pengumpulan data dianalisis dengan analisis koding yang terdiri dari 3 tahapan yaitu koding terbuka, koding aksial, dan koding selektif untuk membangun dimensi. Setelah dimensi terbentuk, validitas dan reliabilitas dilakukan melalui triangulasi data dengan Focus Group Discussion (FGD). Berdasarkan analisis mendalam, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor dalam kepemimpinan bersama yang berpengaruh dalam meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja tim, antara lain Shared Purpose (pemahaman dan pemantauan visi), Shared Emotional Support (dukungan tim, hubungan baik, dan apresiasi), dan Voice (komunikasi terbuka dan hak pengambilan keputusan). Beberapa masalah dalam kepemimpinan bersama mempengaruhi komitmen organisasi dan kinerja tim termasuk proses pengambilan keputusan yang panjang dan akuntabilitas yang lemah. Selain itu pada aspek komitmen organisasi, beberapa faktor berpengaruh dalam meningkatkan kinerja tim seperti Komitmen Afektif (passion, kenyamanan, keinginan untuk belajar, dan kekeluargaan), Komitmen Berkelanjutan (keuntungan materi dan alternatif pekerjaan), dan Komitmen Normatif (bertanggung jawab kepada pihak lain dan rasa bersalah). Tantangan yang terkait dengan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja tim meliputi ketidakprofesionalan, niat untuk keluar, dan tekanan formalitas. Temuan ini berguna untuk meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja tim Fulola di masa mendatang.