COVER Mutia Mudarrisah Alamy
EMBARGO  2026-09-20 
EMBARGO  2026-09-20 
BAB1 Mutia Mudarrisah Alamy
EMBARGO  2026-09-20 
EMBARGO  2026-09-20 
BAB2 Mutia Mudarrisah Alamy
EMBARGO  2026-09-20 
EMBARGO  2026-09-20 
BAB3 Mutia Mudarrisah Alamy
EMBARGO  2026-09-20 
EMBARGO  2026-09-20 
BAB4 Mutia Mudarrisah Alamy
EMBARGO  2026-09-20 
EMBARGO  2026-09-20 
BAB5 Mutia Mudarrisah Alamy
EMBARGO  2026-09-20 
EMBARGO  2026-09-20 
Zat pewarna terkandung dalam beraneka ragam jenis pangan yang ditemukan di pasaran.
Terdapat beberapa zat pewarna berbahaya yang tidak diperuntukkan sebagai zat aditif pada
pangan. Zat pewarna yang dilarang tersebut telah tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 239/MenKes/Per/V/1985, salah satunya adalah rhodamin B. Rhodamin
B umumnya digunakan dalam industri tekstil, kosmetik, dan kertas karena memiliki
keunggulan seperti warnanya yang menarik. Namun hingga saat ini masih ditemukan makanan
yang mengandung rhodamin B di pasaran. Akumulasi rhodamin B dalam tubuh berbahaya
karena sifatnya yang karsinogenik, dapat menyebabkan pembesaran hati dan ginjal, serta
gangguan fisiologis tubuh. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk analisis rhodamin
B yang memiliki sensitivitas tinggi. Pada penelitian ini dikembangkan metode analisis secara
voltammetri menggunakan elektroda pasta karbon (EPK) termodifikasi TiO2 untuk penentuan
rhodamin B. TiO2 dipilih karena bersifat stabil terhadap reaksi oksidasi dan memiliki
kemampuan untuk memperluas daerah permukaan elektroda. Hasil penelitian menunjukkan
EPK-TiO2 memiliki sensitivitas pengukuran rhodamin B yang lebih baik dibanding EPK. Pada
optimasi pembuatan elektroda, EPK dengan komposisi 8% memberikan hasil yang paling
baik. Kondisi optimum pengukuran diperoleh menggunakan teknik voltammetri siklik dalam
larutan bufer fosfat 0,1 M pH 9. Uji keberulangan 1 elektroda sebanyak 20 kali menunjukkan
%RSD sebesar 2,37% dan kebolehulangan 3 elektroda menunjukkan %RSD sebesar 1,06%
yang menunjukkan EPK-TiO2 memiliki kinerja yang baik. EPK-TiO2 yang dibuat memiliki
daerah linier antara 1-1.000 µM dengan limit deteksi 2,18 µM. Analisis laju pindai
menunjukkan bahwa proses pada permukaan elektroda dikontrol oleh proses difusi. Elektroda
ini memberikan hasil yang tidak berbeda signifikan dengan pengukuran sampel menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.