digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2023 TA TF Putra Agung Pasaribu 13319010 Daftar Pustaka.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2023 TA TF Putra Agung Pasaribu 13319010 LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Putra Agung Pasaribu
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Metode stereo fotometri merupakan teknik memperoleh informasi permukaan tiga dimensi objek dari beberapa gambar yang diambil dengan arah pencahayaan yang berbeda. Pada umumnya perangkat perekaman objek pada stereo fotometri memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga membatasi pengukuran langsung di tempat produksi atau lapangan tempat ukur objek, didasari oleh hal tersebut pada penelitian ini dibuat perangkat stereo fotometri portabel. Stereo fotometri portabel memiliki bentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm, menggunakan 6 buah LED dengan arah pencahayaan yang berbeda dan sebuah mini kamera untuk perekaman citranya. Pada penelitian ini perangkat foto stereometri portabel yang dibuat digunakan untuk mengukur kerapatan kain. Tiga jenis kain digunakan sebagai objek pengukur yaitu, kain polos, kepar, dan satin dengan kerapatan yang berbeda. Dilakukan perekaman citra kain sebanyak 6 kali dengan arah pencahayaan berbeda. Keenam citra tersebut kemudian direkonstruksi menggunakan algoritma stereo fotometri menghasilkan citra tiga dimensi. Selanjutnya dengan metode gray level profile methode (GLPM), diperoleh grafik keabuan arah sumbu x (profil pakan) dan arah sumbu y (profil lusi) pada profil permukaan rekonstruksi 3D. Kerapatan kain diperoleh dengan menghitung jumlah puncak dari grafik keabuan sedangkan nilai benar kerapatan kain diperoleh dengan perhitungan manual pada kain. Besarnya nilai eror berdasarkan kedua cara pengukuran kerapatan kain menghasilkan nilai minimum dan maksimum sebesar 0% untuk kain polos, 0% dan 3,4% untuk kain kepar 3,7% dan 17,39% untuk kain satin.