digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Pokki Mario Jeremi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

20D90A~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~2.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~3.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2023TA~4.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

20EDFE~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

20E837~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

209D10~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Konsumsi energi pada bangunan berkontribusi 40% terhadap penggunaan energi global dan meningkat 8-10% setiap 5 tahun. Indonesia dengan iklim tropisnya memiliki potensi energi surya yang signifikan, menjadikan panel surya sebagai solusi ideal untuk bangunan perkotaan. Pemasangan PV langsung pada fasadnya perlu dipertimbangkan pada bangunan komersial, terutama gedung perkantoran. Building-Integrated Photovoltaic (BIPV) menjadi solusi yang relevan karena selain memberikan penghematan biaya, juga meningkatkan daya tarik arsitektur. BIPV dapat dipasangkan pada atap maupun fasad bangunan. Namun, pemasangan pada atap memiliki kendala dalam luasnya sehingga dapat dipertimbangkan penggunaan pada fasad bangunan. Pemasangan pada fasad bangunan memiliki masalah tersendiri yaitu pengaruhnya terhadap kinerja konsumsi energi dan kenyamanan termal bangunan. Pada penelitian ini dilakukan studi dan analisis untuk implementasi BIPV pada fasad vertikal yaitu jendela di daerah Jakarta dengan metode simulasi. Tahapan dari penelitian ini yaitu pemodelan bangunan sederhana dengan jendela berupa PV. Selanjutnya dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak Grasshopper pada Rhinoceros dengan variasi variabel selubung bangunan (WWR, rasio tapak, dan orientasi BIPV) untuk mengetahui kinerja konsumsi energi dan kenyamanan termal. Indikator kinerja konsumsi energi yang digunakan adalah metrik Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan kinerja kenyamanan termal ditinjau berdasarkan metrik Predicted Mean Vote (PMV) dengan keluaran Percentage Comfort Hour (PCH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio tapak dan orientasi memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kinerja konsumsi energi dan kenyamanan termal dibandingkan dengan WWR dikarenakan pembayangan yang dihasilkan akibat pemasangan BIPV. Hasil optimisasi dengan pertimbangan kinerja konsumsi energi, kenyamanan termal, dan produksi PV menunjukkan bahwa model bangunan dengan variasi kondisi rasio tapak 1:2, WWR sebesar 40%, dan pemasangan PV secara bilateral pada sisi selatan dan utara memiliki hasil yang optimal dibandingkan dengan variasi lainnya.