digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Muhammad Fikri Haekal.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Sektor pertanian yang merupakan pengguna air tawar terbesar yang berpotensi terdampak pencemaran air limbah domestik pada air permukaan. Terlebih lagi perhatian terhadap kualitas air irigasi masih kurang. Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi pengelolaan air limbah domestik dan kualitas air irigasi di sekitarnya. Identifikasi pengelolaan air limbah domestik dilakukan di 3 area permukiman. Sementara untuk uji kualitas air irigasi dilakukan di 10 titik pada 10 parameter karakterisik air limbah domestik. Kemudian kualitas air dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, Kriteria Mutu Air (KMA) Irigasi dari Litbang SDA Tahun 2014, dan US EPA 1986. Pengelolaan air limbah di wilayah studi masih buruk. Masih banyak masyarakat yang membuang air limbah domestik ke saluran irigasi dan saluran drainase yang juga terhubung dengan saluran irigasi. Kualitas air irigasi juga menunjukkan hasil yang melebihi baku mutu pada parameter TSS, BOD, COD, Amonia, Minyak dan Lemak, Total Fosfat, Deterjen, dan E. Coli. Sehingga, untuk semua titik, status mutu air irigasi masuk kriteria tercemar sedang. Indeks pencemaran menunjukkan adanya kecenderungan perubahan kualitas air pada area permukiman. Namun masih perlu penelitian lebih lanjut secara kuantitatif untuk memastikan korelasi antara pengelolaan air limbah domestik dan penurunan kualitas air irgasi.