digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 7 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

JURNAL Jajan Rohjan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 8 Jajan Rohjan
PUBLIC Yoninur Almira

Ketika terjadi perubahan lokasi tempat tinggal, perilaku perjalanan individu atau keluarga cenderung berubah akibat relokasi tempat tinggal. Relokasi tempat tinggal dapat dilihat dari beberapa alasan. Pertama, individu atau keluarga yang melakukan relokasi tempat tinggal dengan alasan pertimbangan harga atau sewa rumah yang tinggi, mendekati lokasi tempat bekerja, dan alasan lainnya. Individu atau keluarga melakukan relokasi tempat tinggal didasarkan atas kehendaknya dan dalam menentukan lokasi tempat tinggal baru atas pilihannya sendiri (relokasi sukarela). Lainnya dipaksa untuk pindah atau dipindahkan ke kawasan pinggiran kota karena adanya program restrukturisasi kawasan perkotaan yang menyebabkan mereka harus direlokasi, misalnya dikarenakan adanya perubahan fungsi kawasan (dari perumahan menjadi komersial atau adanya pengembalian fungsi sebagai kawasan konservasi). Individu atau keluarga tersebut direlokasi oleh Pemerintah Daerah ke lokasi-lokasi baru yang sudah disiapkan. Relokasi tempat tinggal pada kelompok kedua ini disebut sebagai relokasi paksa. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan lokasi tempat tinggal terhadap perilaku perjalanan pada masyarakat berpenghasilan renda serta melihat perbedaan pengaruhnya antara tipe relokasi paksa dan relokasi sukarela. Penelitian ini mencoba untuk mengisi kesenjangan penelitian yang selama ini lebih kepada relokasi atas keinginan sendiri (relokasi sukarela), sementara penelitian pengaruh relokasi tempat tinggal terhadap perilaku perjalanan pada kelompok relokasi paksa masih sangat jarang. Penelitian ini menggunakan SEM-PLS sebagai metode analisis. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan angket di kawasan Rumah Susun Sewa (Rusunawa Marunda) Marunda, Provinsi DKI Jakarta. Responden yang didata meliputi individu atau keluarga dari kelompok relokasi paksa dan relokasi sukarela. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan, faktor lingkungan binaan terkait dengan tingkat aksesibilitas lokasi dan jarak/waktu tempuh terhadap tempat kerja akan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perjalanan dan kepemilikan kendaraan. Kondisi sosial ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan kendaraan terutama pada kelompok tipe relokasi sukarela. Secara keseluruhan, sikap positif terhadap pro penggunaan angkutan umum cenderung akan mengakibatkan pergeseran penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum.