: Pentingnya ketersediaan sumber daya air bagi kehidupan manusia dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara maupun perusahaan, tidak dapat diabaikan.
Oleh karena itu, pengelolaan yang efektif diperlukan agar potensi sumber daya air
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Salah satu pendekatan yang sedang berkembang untuk mengatasi masalah
kelangkaan air global adalah Water Stewardship. UNIDO (United Nations
Industrial Development Organization) mendefinisikan water stewardship sebagai
penggunaan air yang adil secara sosial, berkelanjutan lingkungan, dan bermanfaat
secara ekonomi. Dalam konteks ini, penelitian ini fokus pada PT M, sebuah
perusahaan otomotif yang merupakan bagian dari perusahaan besar berbasis di
Jepang. PT M merupakan salah satu unit operasional produksi dengan kebutuhan
air yang meningkat seiring pertambahan kapasitas produksi. Metode penelitian ini
berfokus pada studi kerentanan air, yang ditunjang dengan perhitungan kebutuhan,
proyeksi, serta indeks kualitas air. Sumber air bersih di PT M berasal dari air PDAM
dan pemanfaatan air hujan melalui sistem rainwater harvesting. Menurut
perhitungan proyeksi kebutuhan air di PT M, pada tahun 2031, ketersediaan sumber
daya air PT M mulai tidak dapat mencukupi jumlah kebutuhan air total untuk
domestik, non-domestik, dan industri. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
kerentanan pada sumber daya air PT M. Indikator kerentanan sosial (SVI) dan
indikator kerentanan lingkungan (EnVI) memiliki kontribusi tertinggi masingmasing sebesar 36,6% terhadap kerentanan air PT M, diikuti oleh kerentanan
ekonomi yang memiliki kontribusi terkecil dengan tingkat sebesar 26,8%. Secara
keseluruhan, ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh erat terhadap kerentanan
sumber daya air PT M dengan rentang porsi yang tidak terlalu jauh. Perhitungan
indeks kualitas air menunjukkan hasil 82,67 pada titik Outlet yang tergolong
kategori baik, pada titik Upstream dan Downstream masing-masing menunjukkan
hasil 51,03 dan 53,37 yang tergolong kategori sedang. Penurunan kualitas air di
sekitar lokasi PT M lebih banyak dipengaruhi oleh aktivitas pihak-pihak lain yaitu
buangan dari limbah domestik dan industri-industri lain. Untuk mencegah dan
mengurangi dampak dari kondisi kerentanan di PT M, terdapat beberapa upaya
yang dapat dilakukan, di antaranya yaitu penggunaan advanced technology untuk
daur ulang limbah, pemanfaatan air hasil olahan IPAL PT M menjadi sumber air
baku bagi PDAM, pemanfaatan badan air di sekitar PT M sebagai sumber air
alternatif, serta kolaborasi dengan pihak pemerintah, masyarakat, industri, serta
swasta untuk menciptakan tata kelola air yang berkelanjutan.