Perkembangan Industri Kosmetik di Indonesia menjadi sektor andalan dalam
pembangunan industri nasional. Perkembangan ini turut didukung oleh sumber
daya alam serta sumber daya manusia yang turut andil sebagai pasar penjualan
produk kosmetika terbesar kelima di Dunia. Meningkatnya konsumsi masyarakat
dalam penggunaan produk kosmetika selaras dengan meningkatnya sampah
kemasan produk kosmetika yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengidentifikasi timbulan, material flow analysis serta rekomendasi pengelolaan
sampah kemasan produk kosmetika. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner serta wawancara yang dilakukan di Kota Bandung.
Berdasarkan hasil perolehan data tersebut terdapat prediksi timbulan sampah
kemasan produk kosmetika di Kota Bandung mencapai 16,84 ton/bulan meliputi
sepuluh jenis produk skin-care dan make-up. Dari jumlah timbulan yang dihasilkan,
terdapat material flow analysis sampah kemasan kosmetika dengan perlakuan awal
di sumber seperti dibuang secara tercampur, dibuang secara terpilah atau dibakar.
Selain itu terdapat pemrosesan lanjutan seperti dibuang ke Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) serta diberikan kepihak ketiga. Jumlah sampah yang dihasilkan
tergolong sangat tinggi dan tidak berbanding lurus dengan fasilitas pengelolaan.
Rekomendasi pengelolaan dilakukan dengan pengurang serta penanganan sampah
melalui langkah preventif dan kuratif dalam pengelolaan sampah kemasan produk
kosmetika. Hal ini sesuai dengan penggolongan sampah kosmetika sebagai sampah
spesifik mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang diatur melalui PP
No. 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik.