BAB 1 Afifah Mufiidah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Afifah Mufiidah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Afifah Mufiidah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Afifah Mufiidah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Afifah Mufiidah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Afifah Mufiidah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Cacat tulang (bone defect) merupakan kerusakan atau abnormalitas jaringan tulang
yang menyebabkan penurunan atau kehilangan fungsi tulang. Rekayasa jaringan
menjadi strategi baru untuk memperbaiki jaringan tulang yang rusak melalui terapi
berbasis sel yang melibatkan kombinasi antara sumber sel, material scaffold, dan
faktor bioaktif. Scaffold merupakan material yang telah direkayasa agar memiliki
permukaan yang interaktif dan bersifat biokompatibel untuk mendukung perlekatan
dan pertumbuhan sel. Penelitian ini berfokus untuk mengoptimasi pembuatan
scaffold 3D berpori yang biokompatibel bagi sel Human Wharton’s Jelly
Mesenchymal Stem Cell (HWJ-MSC). Scaffold dibuat melalui metode salt leaching
dengan bahan polycaprolactone (PCL) dikombinasikan dengan biosilika yang
diekstraksi dari spons laut (Spheciospongia vagabunda) melalui kalsinasi pada suhu
600°C. Konsentrasi PCL dan kristal NaCl sebagai porogen yang digunakan akan
menentukan porositas dan interkoneksi pada scaffold sehingga dilakukan optimasi
penggunaan PCL konsentrasi 5% dan 10% yang dilarutkan dalam kloroform serta
penambahan NaCl berkuran 250-400 ?m konsentrasi 25%, 50%, dan 75%. Variasi
scaffold yang dibuat meliputi PCL tanpa penambahan biosilika dan PCL dengan
penambahan biosilika (PCL+BS) konsentrasi 20%, 30%, 50%. Setiap variasi
scaffold ditanam sel HWJ-MSC pasase 8. Morfologi sel pada scaffold diamati
menggunakan SEM setelah hari ke-3. Dilakukan uji MTT untuk menentukan
proliferasi sel HWJ-MSC pada scaffold pada hari ke-1, 3, 5, 7. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa scaffold 3D yang dibuat dengan PCL 10% dengan
penambahan NaCl 75% menghasilkan porositas dan interkoneksi yang lebih
optimal dengan banyaknya pori yang lebih tersebar merata pada scaffold karena
pengaruh viskositas larutan yang tinggi. Sel HWJ-MSC yang ditanam pada scaffold
PCL berbentuk bulat tanpa juluran sitoplasma, tetapi tampak lebih spreading pada
scaffold PCL+BS. Hasil MTT yang menunjukkan proliferasi sel HWJ-MSC pada
scaffold PCL+BS mengalami peningkatan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 dibandingkan
pada scaffold PCL yang mengalami penurunan karena kondisi permukaan scaffold
PCL yang lebih hidrofobik sehingga kurang favorable bagi sel. Kesimpulan yang
diperoleh menunjukkan bahwa scaffold 3D berbahan PCL kombinasi biosilika
spons laut (Spheciospongia vagabunda) bersifat biokompatibel, dimana
penambahan biosilika meningkatkan biokompatibilitas scaffold PCL dengan
menyediakan permukaan yang lebih interaktif bagi perlekatan dan proliferasi sel
hWJ-MSC.