Minyak nilam merupakan komoditas minyak atsiri unggulan Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh kebergantungan dunia terhadap produksi minyak nilam di
Indonesia yang menyumbang 85% dari kebutuhan minyak nilam dunia. Namun
demikian, penyulingan minyak nilam di Indonesia masih banyak dilakukan secara
sederhana sehingga menghasilkan mutu minyak nilam kurang optimal yaitu
ditandai dengan bilangan asam lebih dari 8, minyak berwarna gelap, patchouli
alkohol kurang dari 30%, dan bobot jenis diluar rentang 0,95 – 0,975. Mutu minyak
nilam yang tidak memenuhi standar menyebabkan rendahnya nilai jual di pasar.
Pada penelitian ini dilakukan pemurnian minyak nilam hasil steam distillation yang
sebelumnya telah diberikan pra-perlakuan fermentasi dan pengeringan (shade
drying). Pemurnian dilakukan dengan zeolit yang diaktivasi oleh dua jenis asam
yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl). Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu minyak nilam dengan proses pemurnian memanfaatkan
adsorben zeolite teraktivasi asam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
pemurnian menghasilkan mutu minyak nilam yang lebih baik dalam segi warna
yaitu warna kuning menjadi lebih cerah serta terjadinya penurunan bilangan asam
pada zeolit teraktivasi H2SO4 pada minyak nilam hasil fermentasi dan pengeringan
yaitu masing-masing sebesar 7,69% dan 11,54%. Bobot jenis minyak nilam yang
dimurnikan dengan zeolit teraktivasi asam sulfat seluruhnya memiliki bobot jenis
yang sesuai dengan ketentuan SNI. Kadar patchouli alcohol setelah pemurnian
cenderung mengalami penurunan kecuali pada pemurnian dengan zeolit teraktivasi
HCl pada minyak nilam hasil pengeringan (DC).