digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Tyas Eka Oktavia
PUBLIC Yoninur Almira

Pergerakan penumpang asal DKI Jakarta menuju Bandung Raya yaitu sebesar 27.418.521 orang/tahun (Kementerian Perhubungan, 2011). Provinsi DKI Jakarta dan Bandung Raya memiliki jumlah penduduk masing-masing lebih dari 10 dan 8 juta pendudukan (Badan Pusat Statisik, 2020). Melihat potensi ekonomi antar daerah yang masih sangat tinggi. Pemerintah merasa perlu menyelaraskan pembangunan infrastruktur koridor Jakarta – Bandung dengan menyediakan konektivitas antar kota dan pengembangan kawasan yaitu dengan menyediakan kereta cepat atau High Speed Train (HST) dengan rute yang akan dilalui yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar, maka dibutuhkan moda feeder perjalanan dari setiap stasiun pemeberhantian kereta cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang pemilihan moda antara KA Feeder dan KRD Lokal Bandung sebagai moda lanjutan penumpang KCJB dari Stasiun Padalarang menuju Kota Bandung. Penelitian ini ditunjukan untuk calon penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang nantinya memilih antara KA Feeder dan KRD Lokal Bandung Raya sebagai moda lanjutan perjalanan dari Stasiun Padalarang menuju Kota Bandung. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada 384 responden dan diolah dengan menggunakan metode binomial logit, didapatkan hasil bahwa berdasarkan hasil analisa dalam BIOGEME 3.2.11, atribut biaya, waktu tempuh dan waktu tunggu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemilihan moda. Semakin besar nilai utilitas maka probabilitas kedua moda akan berbanding terbalik, nilai prolbabilitas KA Feleldelr akan selmakin besar apabila nilai prolbabilitas ulntulk melmilih KRD Lolkal Bandulng Raya kecil dan begitupun sebaliknya. Nilai probabilitas pemilihan KA Feeder paling besar yaitu 94%, sedangkan pada skenario tersebut nilai probabilitas KRD Lokal Bandung Raya paling kecil yaitu hanya 6%, oleh karena itu Moda KA Feeder merupakan moda yang memiliki peluang lebih besar dipilih sebagai moda lanjutan KCJB dari Stasiun Padalarang.