Satelit altimetri TOPEX/Poseidon, Jason-1, Jason-2, dan Jason-3 memiliki obrit
yang sama dan dilengkapi dengan dua instrumen utama, yaitu radar altimeter dan
radiometer. Data sataelit altimetri yang paling sering digunakan dalam pengamatan
El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) adalah Sea
Level Anomaly (SLA). Penelitian ini mencoba hal baru dengan menggunakan data
Wet Tropospheric Correction (WTC). WTC digunakan sebagai koreksi kesalahan
pengukuran radar altimeter yang disebabkan oleh komponen basah dari troposfer.
Pada penelitian ini, WTC diolah lebih lanjut untuk memperoleh Precipitable Water
Vapor (PWV). Data SLA dan PWV digunakan untuk pengamatan hubungan dan
dampak ENSO dan IOD terhadap variabilitas muka air laut dan kandungan uap air
di Samudra Hindia, Perairan Indonesia, dan Samudra Pasifik selama 29 tahun
(1993-2021). Hubungan ENSO dan IOD terhadap variabilitas SLA dan PWV
diperoleh dengan perhitungan koefisien korelasi parsial ONI dan DMI dengan data
SLA dan PWV yang telah dihilangkan variasi musimannya. Metode ini dipilih
karena dapat menghitung korelasi korelasi SLA dan PWV terhadap ENSO atau IOD
secara terpisah. Peta korelasi yang dihasilkan menunjukkan bahwa ENSO memiliki
korelasi yang tinggi dengan PWV dan SLA pada bulan Desember-Februari.
Sedangkan IOD memiliki korelasi yang tinggi dengan PWV dan SLA pada bulan
September-Desember. ENSO berpengaruh terhadap variabilitas SLA dan PWV di
seluruh Samudra Pasifik dan perairan Indonesia bagian timur (Laut Arafura, Laut
Timor, Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Sulu, Selat Malaka, dan Laut Jawa),
sedangkan IOD berpengaruh terhadap anomali SLA dan PWV di seluruh Samudra
Hindia dan sebagian perairan Indonesia bagian barat barat (Laut Jawa bagian barat
dan Laut Cina Selatan dekat Sumatera Selatan). Perairan Indonesia memiliki
korelasi negatif baik dengan ENSO maupun IOD. Hal ini dapat memperbesar
dampak yang ditimbulkan apabila El Niño dan IOD+ atau La Niña dan IOD- terjadi
bersamaan. El Niño dan IOD+ pernah terjadi bersamaan pada akhir tahun 1997,
keduanya membuat penurunan pada SLA dan PWV di perairan Indonesia yang
besar yaitu masing-masing 204mm dan 3mm. Kejadian La Niña dan IOD- pada
tahun 1998 juga terbukti menyebabkan kenaikan besar pada SLA dan PWV, yaitu
masing-masing sebesar 27mm dan 3,9mm.