digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

25321021_Kadek Sri Anik Suci.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Salah satu jenis teknologi yang digunakan untuk pengendalian pencemaran udara dalam penyisihan pencemar berupa SO2 adalah Seawater Flue Gas (SWFGD). Sejauh ini, kebanyakan penelitian terdahulu memfokuskan penelitiannya pada bagaimana pengaruh beberapa variabel operasi terhadap kemampuan penyisihan SO2. Sedangkan penelitian yang memfokuskan studi untuk menetapkan beberapa parameter desain seperti konstanta Henry, koefisien transfer massa, nilai L/G dan flooding velocity cukup jarang dilakukan, terlebih lagi jika berbicara mengenai studi kasus penggunaan air laut alami dari Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang dengan fokus dan tujuan utama adalah untuk menentukan beberapa parameter desain tersebut, dimana pengukuran terhadap pengaruh parameter operasi terhadap efisiensi penyisihan SO2 juga tetap dilakukan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kolom absorber tipe packed tower dan aliran counter current. Variasi nilai flow rate air laut dan flow rate gas yang digunakan secara berturut-turut adalah 150 – 250 l/jam dan 1 – 10 m3 /jam untuk variasi rasio L/G adalah 20,9 hingga 174,2. Sedangkan variasi temperatur adalah 30 – 50oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin meningkatnya nilai rasio L/G maka efisiensi penyisihan pun turut meningkat. Sedangkan hubungan antara temperatur dan efisiensi penyisihan justru berbanding terbalik. Semakin meningkat temperatur, maka efisiensi penyisihan akan semakin menurun. Adapun penyisihan tertinggi mampu mencapai angka 100%, sedangkan efisiensi terendah mencapai 74%. pH air laut yang dihasilkan dari proses penyerapan berkisar antara 3 – 6, dengan kenaikan pH optimal terjadi ketika rasio 1:2 hingga 1:3 fresh seawater ditambahkan ke dalam efluen air laut. Kemudian nilai konstanta Henry yang diperoleh terbilang cukup kecil dibandingkan dengan nilai konstanta Henry untuk jenis absorben air tawar. Yaitu pada suhu 30oC, nilai konstanta Henry adalah 0,03. Sedangkan nilai koefisien transfer massa akan meningkat seiring dengan meningkatnya flow rate liquid dan temperatur gas, dimana koefisien tertinggi didapat pada kondisi temperatur 30oC dan nilai L/G adalah 174,2.