digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ghina Fujiawati Jaelani
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Curah hujan ekstrem adalah kondisi curah hujan di atas atau di bawah rata-rata normalnya yang dapat menghasilkan dampak signifikan pada pertanian, ekologi, infrastruktur, dan sosial. Besarnya frekuensi, intensitas, dan durasi dari curah hujan ekstrem baik spasial maupun temporal diprakirakan akan meningkat di seluruh dunia akibat perubahan iklim. Namun, pola spasial tren curah hujan ekstrem ditemukan tidak seragam di beberapa wilayah, sehingga penelitian skala regional di wilayah lainnya perlu dilakukan. Untuk itu, karakteristik tren curah hujan ekstrem dianalisis dengan memfokuskan ke wilayah Jawa bagian barat. Pada penelitian ini, data curah hujan harian dari 372 stasiun digunakan dalam penentuan tren menggunakan empat indeks curah hujan ekstrem. Indeks RX1d dan RI90p dipilih sebagai indikator intensitas. Sedangkan CWD dan R90p dipilih sebagai indikator frekuensi. Tren curah hujan ekstrem didapatkan dengan Mann-Kendall test dan Sen’s slope estimator menggunakan tingkat signifikansi (????) sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Jawa bagian barat mengalami peningkatan nilai intensitas curah hujan ekstrem setiap tahunnya. Sementara itu, jumlah frekuensi curah hujan ekstrem mengalami penurunan di bagian utara dan peningkatan di dataran tinggi dan bagian selatan. Pola pada tren jangka panjang tidak merepresentasikan pola tren di setiap dekade. Pada periode 1981–2000, Jawa bagian barat didominasi oleh wilayah dengan tren negatif baik intensitas maupun frekuensi curah hujan ekstrem, sedangkan tren positif terlihat pada periode 2001–2020. Secara umum, tren yang tidak signifikan mendominasi Jawa bagian barat untuk indikator intensitas dan frekuensi. Topografi ditemukan lebih berasosiasi signifikan pada tren indeks RX1d. Sementara pada tren tiga indeks curah hujan ekstrem lainnya, topografi memiliki hubungan yang sangat lemah.