digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Martince Aldellce Fatie
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan komoditas penting dalam budidaya rumput laut di Indonesia. Salah satu daerah budidaya rumput laut yang ada di Indonesia terdapat di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Sejak tahun 2020 produksi rumput laut basah mengalami penurunan, diduga karena penggunaan bibit yang telah berulang kali sejak tahun 2005 mengakibatkan pertumbuhan rumput laut menjadi lambat dan rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi rumput laut melalui penggunaan bibit berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii lokal dan yang diintroduksi ke wilayah Arso dan Sathean di Kepulauan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Bibit rumput laut di tanaman dalam baris (longline) sepanjang 25 meter yang dibagi menjadi 20 titik. Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan desain acak lengkap (RAL). Dua Puluh bibit introduksi (AL) dan 20 bibit lokal (AA) di tanam di wilayah Arso. Di wilayah Sathean, 40 bibit introduksi ditanam di dua longline (20 SL), (20 SLY) dan 20 bibit lokal (SS). Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan menimbang berat bibit di tiap titik. Di Arso penimbangan dilakukan tiap dua hari sekali sedangkan di Sathean dilakukan seminggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Arso rata-rata berat bibit rumput laut introduksi (AL) (264 g) relatif lebih besar daripada bibit lokal (AA) yaitu 232 g. Di Sathean bibit rumput laut introduksi juga relatif lebih besar di (SL) = 471g dan di (SLY)=219 sedangkan bibit lokal (SS) lebih rendah yaitu 199g. Dari penelitian ini ditemukan bahwa di kedua lokasi bibit introduksi tumbuh relatif lebih baik dibandingkan dengan bibit lokal yang ditunjukan oleh perbedaan berat baik di Arso maupun di Sathean.