Populasi orangutan kalimantan (
Pongo pygmaeus ) mengalami penurunan drastis
dan menghadapi ancaman kepunahan akibat rusaknya habitat dan perburuan liar.
Rehabilitasi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan populasi
orangutan agar dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya. Namun,
kurangnya informasi mengenai ekologi perilaku orangutan seperti menjelajah,
menggunakan pohon tidur dan bersarang, serta konsumsi pakan orangutan pasca
dilepasliarkan menyebabkan peni laian keberhasilan pelepasliaran sulit ditentukan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan jelajah,
penggunaan pohon tidur dan bersarang, serta konsumsi pakan orangutan yang
dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pelepa sliaran. Penelitian ini
dilakukan di Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat, Kalimantan Timur, terhadap
empat individu orangutan yang telah dilepasliarkan setelah melewati masa
rehabilitasi yakni Antak, Hercules, Ucokwati, dan Mungil. Pengamatan perilaku
dilak ukan dengan metode focal instantaneous sampling yang dicatat per 10 menit
sepanjang hari mulai dari bangun hingga tidur ( nest to nest ). Data jelajah harian
dilakukan dengan perekaman alur pergerakan menggunakan GPS receiver , yang
kemudian diolah dan dihitu ng menggunakan metode Minimum Bounding
Geometry dalam ArcMap 10.4.1. Diperoleh hasil pengamatan yang menunjukkan
bahwa luas area jelajah Antak adalah 7,78 km 2 , Hercules 3,05 km 2 , Ucokwati 4,59
km 2 , dan Mungil 5,78 km 2 . Jarak jelajah Antak 17,45 km, Hercule s 15,58 km,
Ucokwati 15,91 km dan Mungil 20,24 km. Pohon tidur dan bersarang yang dipilih
memiliki diameter lebih dari 10 cm dengan posisi ketinggian lebih dari 10 m,
dengan jenis yang paling banyak dipilih adalah spesies Dracontomelon dao dan Artocarpus e
lasticus . Tumbuhan pakan yang dikonsumsi terdiri dari 18 spesies
dengan proporsi konsumsi tertinggi yaitu pada bagian daun. Apabila dibandingkan
dengan orangutan liar, keempat individu yang diamati berhasil mengembalikan
kemampuan alaminya pasca proses rehabilitasi