digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dinda Nabila Aini
PUBLIC Alice Diniarti

Populasi Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) saat ini mengalami penurunan secara drastis akibat fragmentasi habitat, perburuan dan perdagangan satwa liar secara ilegal. Kegiatan rehabilitasi sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya konservasi dari satwa tersebut. Akan tetapi, tingkat keberhasilan dari kegiatan rehabilitasi masih terhambat oleh kurangnya proses evaluasi yang dilakukan untuk menentukan kesiapan individu orangutan yang akan dilepasliarkan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan pelepasliaran individu orangutan berdasarkan beberapa indikator penilaian, diantaranya adalah aktivitas harian, konsumsi pakan alami, jarak dan luas jelajah, aktivitas arboreal, respons terhadap potensi bahaya serta kecenderungan perilaku abnormal. Pengamatan perilaku dilakukan dengan metode focal animal sampling - instantaneous sampling dengan interval 5 menit selama di Sekolah Hutan (09.00 - 15.00 WITA). Pengamatan daya jelajah dilakukan melalui data spasial yang direkam oleh GPS receiver lalu dihitung menggunakan Minimum Bounding Geometry pada QGIS Desktop 3.28.1. Pengamatan dilakukan terhadap empat individu orangutan kandidat pelepasliaran yang bernama Bonti, Jojo, Mary dan Popi di Pusat Rehabilitasi Orangutan BORA. Bonti dan Mary memiliki proporsi aktivitas makan tertinggi. Keempat individu lebih banyak beraktivitas secara arboreal, namun proporsi aktivitas Popi di permukaan tanah masih tinggi. Bonti, Mary dan Jojo lebih banyak berada di ketinggian di atas 6 meter. Jarak jelajah dari keempat individu tercatat sangat tinggi, namun memiliki luas area jelajah yang rendah dibandingkan dengan orangutan liar dan ex-rehabilitan. Orangutan Popi masih sulit mengidentifikasi predator dan mencari pakan sendiri. Terdapat perilaku abnormal yang ditemukan pada keempat individu dengan frekuensi yang berbeda-beda. Berdasarkan nilai akhir dari keempat individu, orangutan yang berstatus siap untuk dilepasliarkan adalah Bonti, Jojo dan Mary, sedangkan Popi dinilai belum siap dan masih harus menjalani proses rehabilitasi lebih lanjut.