Tingkat okupansi gedung perkantoran di Indonesia khususnya di Jakarta semakin rendah. Adanya perubahan perilaku masyarakat untuk bekerja dari rumah pasca pandemi berpotensi menimbulkan penurunan permintaan hingga kekosongan okupansi gedung perkantoran di Jakarta. Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur akan membuat kantor kantor pemerintahan pusat juga ikut direalokasi mengikuti pemindahan Ibu Kota Negara baru, dan menyebabkan gedung perkantoran pemerintahan yang lama menjadi idle. Transformasi bekas gedung perkantoran pemerintahan menjadi fungsi hunian berpotensi untuk dilakukan melihat kebutuhan akan hunian khususnya di area urban terus meningkat tiap tahunnya.
Beberapa metode telah diusulkan untuk menilai potensi penggunaan kembali suatu bangunan ke fungsi lain. Perancangan dimulai dengan kajian literatur, kajian preseden, analisis data, elaborasi, hasil perancangan, dan evaluasi hasil perancangan. Analisis data dimulai dengan penentuan target sasaran dan penentuan lokasi objek perancangan. Penentuan lokasi perancangan dilakukan penilaian dengan transformation meter. Analisis data dilakukan secara makro pada lingkup kawasan dan mikro terkait dengan bangunan eksisting. Hasil kriteria desain yang didapat diimplementasikan pada hasil perancangan. Hasil perancangan mewadahi berbagai jenis kebutuhan dari hasil analisis aktivitas pengguna dan analisis tapak. Melalui metodologi tersebut, tesis ini bertujuan secara akademis untuk menghasilkan penyesuaian desain pada objek perancangan gedung kantor melalui pendekatan adaptive reuse.