Blok SES merupakan lapangan minyak dan gas offshore di wilayah Sumatera Tenggara yang dioperasikan oleh anak perusahaan Pertamina di sektor hulu. Pada tahun 2021, target produksi perusahaan tidak tercapai karena terdapat unplanned Loss of Production Opportunity (LPO) yang disebabkan oleh permasalahan fasilitas produksi. Potensi kerugian produksi minyak yang disebabkan oleh kegagalan fasilitas produksi diidentikasi untuk dicari akar permasalahannya dengan menggunakan pendekatan Problem Analysis Kepner Tregoe dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD).
Setelah itu, diadakan FGD lanjutan untuk membahas alternatif solusi dengan pendekatan Value Focus Thinking (VFT). Dari hasil diskusi terdapat lima alternatif solusi yang dibuat dan dianalisis dengan menggunakan metode Simple MultiAttribute Rating Technique (SMART) untuk mendapatkan alternatif solusi terbaik. Penilaian alternatif solusi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu biaya dan manfaat. Biaya dibagi lagi menjadi dua sub-kriteria, yaitu CAPEX dan OPEX. Manfaat dibagi menjadi lima sub-kriteria: status risiko dan integritas, total cadangan, kegiatan ABO, jumlah kebocoran, dan Reserve To Production (RTP).
Dari hasil analisis, terdapat dua alternatif solusi yang berada di efficient frontier. Kemudian dilakukan analisis sensitivitas dengan hasil 12" MOL Krisna P – Cinta P1 dipilih menjadi alternatif solusi terbaik untuk mengatasi masalah kebocoran pipa yang menyebabkan unplanned LPO. Dengan melakukan pipeline replacement tersebut, maka manajemen berharap kehandalan fasilitas produksi dapat meningkat, target produksi dapat tercapai, dan dampak terhadap lingkungan dapat dikurangi untuk menjaga citra Perusahaan.