digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Kevin Khaedar Nuridwan Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pembangunan struktur bawah tanah merupakan suatu pekerjaan yang kompleks. Proses unloading yang dilakukan pada masa konstruksi dapat mengubah stabilitas dan deformasi yang terjadi. Laporan ini membahas mengenai analisis galian yang berlokasi di proyek pembangunan Stasiun MRT Mangga Besar. Proyek tersebut memiliki kedalaman galian sebesar 30.8 m dan lebar 14.1 m. Struktur penahan tanah yang digunakan adalah diaphragm wall dengan menggunakan temporary strut dan kingpost untuk menambah stabilitas selama masa konstruksi. Terdapat dua lokasi yang dianalisis pada laporan ini, yaitu section A dan section B. Perbedaan dari kedua section tersebut adalah keberadaan lapisan sand yang terdapat pada kedalaman 42 m hingga 48 m di section A. Analisis dilakukan dengan menggunakan software PLAXIS 2D dengan menggunakan model tanah hardening soil. Ada pun kondisi yang ditinjau dalam analisis adalah kondisi undrained tanpa seepage, undrained dengan seepage, dan kondisi drained. Setelah dilakukannya analisis, diperoleh hasil bahwa adanya lapisan sand dikedalaman 42 m hingga 48 m pada section A memengaruhi kedalaman diaphragm wall yang dipasang. Kedalaman dinding harus berada di kedalaman cutoff atau memotong lapisan sand untuk mencegah adanya kegagalan akibat upheaval pada dasar galian. Diperoleh diaphragm wall dengan tebal 1.2 m dan kedalaman 50.8 m untuk section A . Sedangkan pada section B dipasang diaphragm wall dengan tebal 1.2 m dan kedalaman 50.8 m. Pekerjaan yang dilakukan menyebabkan terbentuknya negative excess pore pressure. Apabila pekerjaan galian tersebut mengalami penundaan konstruksi, maka negative excess pore pressure akan terdisipasi sebagai fungsi waktu. Selain itu, adanya penundaan konstruksi juga dapat membuat aliran yang terjadi menuju ke keadaan steady state. Hal tersebut membuat kondisi drained menjadi kondisi yang paling menentukan dengan memperoleh safety factor terkecil. Diperoleh safety factor global pada section A dan section B masing – masing sebesar 1.79 dan 1.66. Kemudian terkait stabilitas dasar galian, diperoleh safety factor 1.75 dan 1.95 terhadap basal heave, 1.51 dan 1.52 terhadap sand boiling, 1.29 dan 1.27 terhadap upheaval. Ada pun deformasi lateral dan penurunan tanah maksimum yang terjadi pada masing – masing section sebesar 5.31 cm dan 2.27 cm untuk section A dan 4.69 cm dan 2.10 cm untuk section B. Dari gaya dalam yang diperoleh, direkomendasikan untuk memasang tulangan lentur 35D32 dan tulangan geser D13-300 pada section A. Sedangkan pada section B 28D32 untuk tulangan lentur dan D13-300 untuk tulangan geser. Selain itu, direkomendasikan juga untuk menggunakan strut dengan dimensi 700 mm x 300 mm.