digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Cover Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 1 Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 2 Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 3 Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 4 Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 5 Reza 22008012.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi


Sub-cekungan Aman Utara merupakan salah satu lapangan aktif PT CPI, dengan latar belakang untuk menaikan produksi dan mencari kemungkinan sistem hidrokarbon yang baru maka studi geokimia dan analisis karakteristik minyak dilakukan untuk mengetahui batuan yang dapat menjadi batuan induk di daerah penelitian, mengetahui karakteristik minyak bumi, pengelompokan minyak dan korelasi antara batuan induk terhadap minyak. Jenis data yang diproses antara lain hasil analisis geokimia contoh minyak kondensat dengan data fisik dan data molekularnya. Pemilahan data contoh minyak difokuskan ada ketersediaan molekul biomarker, data minyak bumi akan diuji berdasarkan ketersediaan data alkana normal, data sterana, data triterpana dan isotop karbon. Data biomarker yang digunakan dalam studi ini dibatasi pada ion massa sterana dan triterpana. Contoh batuan sedimen berasal dari sumursumur eksplorasi, contoh batuan tersebut digunakan untuk analisis TOC, evaluasi pirolisis batuan dan reflektansi vitrinit (Ro). Data-data geologi dan geofisika digunakan sebagai analisis terhadap kondisi geologi yang berkembang di daerah penelitian dikorelasikan dengan hasil analisis geokimia. Input data berupa data stratigrafi seperti top formasi (kedalaman), ketebalan formasi dan data temperatur akan diproses dalam perangkat lunak PetroMod 1D. Analisis yang dilakukan dalam evaluasi batuan induk meliputi potensi batuan induk, tipe material organik dan kematangan, analisis ini dilakukan pada lima sumur eksplorasi, yaitu: sumur SR-CAN, SR-KEL, SR-GUL, SR-PET dan SRSID. Analisis karakteristik minyak dilakukan pada sepuluh sumur produksi yaitu sumur P1 Formasi Duri, sumur D1 Formasi Bangko, sumur D2 Formasi Menggala, sumur V1 Formasi Bangko, sumur R1 Formasi Bekasap, sumur U1 dan U2 Formasi Upper Sihapas, sumur Q1 Formasi Bekasap, sumur Q2 Formasi Duri dan sumur S1 Formasi Menggala. Formasi yang dapat berperan menjadi batuan induk daerah penelitian selain Formasi Brown Shale adalah Formasi Lower Red Bed, hal tersebut terbukti dengan analisis batuan induk dengan parameter potensi, tipe material organik dan kematangan pada formasi ini menunjukkan kualitas yang cukup baik. Analisis karakteristik minyak untuk parameter lingkungan pengendapan dengan metode sebaran sterana menunjukkan satu contoh minyak yaitu Q2 berasal dari batuan induk Formasi Lower Red Bed. Arah migrasi hidrokarbon daerah penelitian dikontrol oleh struktur geologi berupa patahan, dan perangkap reservoar juga dikontrol oleh struktur geologi berupa antiklin hasil dari mekanisme pembalikan (inversi). Hasil analisis sejarah pemendaman dan gradien termal pada sumur SRSID menunjukkan bahwa kematangan termal batuan induk berawal pada Formasi Brown Shale di umur Paleogen di kedalaman 1700 m dan kematangan maksimum terjadi pada umur Neogen di kedalaman 2600 m.