Daerah penelitian termasuk dalam wilayah Kepala Burung, Papua Barat yang
mencakup Cekungan Berau, Antiklinorium Misool-Onin-Kumawa (MOKA), dan
Seram Trough. Ketidakselarasan Pliosen dan sedimentasi Pliosen yang cepat
merupakan ciri umum yang dijumpai di daerah penelitian. Sampai saat penelitian
ini dilakukan, belum ada temuan hidrokarbon di daerah penelitian, sedangkan, di
Cekungan Salawati dan Cekungan Bintuni, interval sedimen yang juga dijumpai
di daerah penelitian, telah menghasilkan hidrokarbon dalam jumlah yang
ekonomis.
Pemodelan cekungan satu dimensi dilakukan untuk melihat kaitan sejarah
generasi hidrokarbon daerah penelitian dengan peristiwa tektonik Pliosen-Resen.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa tektonik Pliosen tidak terlalu berpengaruh
terhadap sejarah kematangan di Cekungan Berau dan MOKA. Ketidakhadiran
hidrokarbon diperkirakan lebih dikarenakan rezim termal yang relatif rendah sejak
penurunan termal paska break-up Jura. Lain halnya dengan Cekungan Berau dan
MOKA, tektonik Pliosen memberi pengaruh yang besar terhadap kematangan
batuan induk di Seram Trough, yang diindikasikan dengan meningkatnya
kematangan dan rasio transformasi di wilayah tersebut sejak sedimentasi Pliosen.