digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rita Laksmitasari Rahayu
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki daerah rawan gempabumi atau memiliki risiko tinggi terhadap bencana gempabumi. Jawa Barat memiliki persentase penduduk terbesar di Indonesia yang dilewati oleh megathrust, dan terdapat 3 sesar besar yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis dengan subduksi Java Megathrust. Bangunan vital di Indonesia diharapkan tahan terhadap gempa, termasuk bangunan rumah sakit. Konsep bangunan tahan gempa berupa kekuatan fisik bangunan yang terdiri dari elemen struktural dan elemen nonstruktural terutama elemen arsitektural yang harus memiliki risiko kerusakan yang kecil. Komponen konstruksi langit langit adalah bagian dari elemen arsitektural. Kerusakan komponen konstruksi langit langit akibat gempa mempengaruhi kerusakan konstruksi langit langit dan keselamatan jiwa pasien rawat inap. Komponen konstruksi langit-langit dapat jatuh mengenai pasien rawat inap. Kemungkinan komponen konstruksi langit-langit berbentuk tajam, runcing, berat yang dapat membahayakan jiwa pasien rawat inap. Kerusakan konstruksi langit langit termasuk kerusakan minor namun berisiko terhadap keselamatan pasien yang sedang dirawat. Keterbatasan menyelamatkan diri pada saat gempa karena adanya peralatan yang terpasang pada tubuh pasien dan keterbatasan dalam bergerak, maka elemen arsitektural langit langit harus tahan gempa. Pasien rawat inap tidak dapat menyelamatkan diri karena kondisi fisik lemah dan tidak dapat bergerak tanpa bantuan. Pada saat terjadi gempabumi, pasien tidak dapat melakukan evakuasi secara mandiri sebagaimana orang dengan kondisi fisik normal. Penelitian disertasi ini berupa penyusunan model asesmen ketahanan elemen nonstruktural terhadap gempa pada bangunan rumah sakit daerah rawan gempa di Selatan Jawa Barat. Penelitian ini sangat penting dan saat ini belum ada penelitian tentang pengembangan model asesmen kinerja ketahanan konstruksi langit langit dengan pendekatan keselamatan jiwa pasien. Pertanyaan penelitian tentang bagaimana model asesmen ketahanan konstruksi langit langit di bangunan gedung rumah sakit di daerah rawan gempa-selatan Jawa Barat. Tujuan pertama dari penelitian ini adalah identifikasi tingkat kerusakan nonstruktural akibat gempabumi dan menganalisis hubungan antara tingkat kerusakan struktural dan kerusakan nonstruktural pada bangunan rumah sakit. Tujuan kedua adalah mengidentifikasi pola kerusakan konstruksi langit langit akibat gempabumi dan faktor-faktor jenis kerusakan yang mempengaruhi nilai kerusakan konstruksi langit langit bangunan rumah sakit. Tujuan ketiga adalah merumuskan model asesmen ketahanan konstruksi langit langit terhadap gempa pada bangunan rumah sakit. Terdapat tiga tahap penelitian yaitu: analisis deskripsi korespondensi-korelasional, analisis eksperimental, dan analisis korelasional. Analisis deskripsi untuk melihat distribusi dari kerusakan elemen struktural, kerusakan elemen nonstruktural – arsitektural, dan tingkat kerusakan bangunan. Analisis korespondensi untuk mengidentifikasi identifikasi kerusakan bangunan akibat gempa dan tingkat kerusakan bangunan. Selanjutnya pada tahap yang sama, dicari hubungan antara tingkat kerusakan elemen struktural dengan tingkat kerusakan elemen nonstruktural dan hubungan antara tingkat kerusakan elemen struktural dengan tingkat kerusakan elemen nonstruktural pada faktor fisik bangunan jenis dan bentuk tertentu. Pada tahap kedua, metode analisis quasi eksperimental digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas (independent) nilai kerusakan komponen konstruksi langit langit terhadap variabel terikat (dependent) yaitu nilai kerusakan langit langit. Nilai simpangan lantai antartingkat didapat dari simulasi program SAP 2000 versi 24 berdasarkan pemodelan bangunan rawat inap RSUD dr Slamet dan RSUD dr Soekardjo. Simulasi komputer ini untuk melihat bangunan rawat inap di kedua RSUD kasus studi cukup tahan terhadap gempa. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kerusakan struktural dengan tingkat kerusakan nonstruktural pada tahap sebelumnya. Meskipun bangunan cukup tahan terhadap gempabumi, tidak cukup baik untuk elemen nonstruktural-elemen arsitektur. Terdapat pergeseran konstruksi langit langit akibat pergerakan dari gaya gempabumi. Pergeseran konstruksi langit langit mempengaruhi pola kerusakan konstruksinya. Perumusan hasil dari analisis quasi eksperimental digunakan sebagai data dari analisis korelasional untuk mendapatkan nilai pengaruh dari kerusakan komponen konstruksi langit langit terhadap kerusakan konstruksi langit langit. Model asesmen ketahanan konstruksi langit-langit menggunakan beberapa referensi penting selain artikel jurnal bereputasi dalam penyusunan model asesmen ini. Hasil dari penelitian ini adalah 1) terdapat pengaruh tingkat kerusakan elemen struktural terhadap tingkat kerusakan elemen nonstruktural akibat gempabumi pada bangunan bertingkat, 2) terdapat pola kerusakan konstruksi langit langit akibat gempabumi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai kerusakan komponen konstruksi langit langit bangunan rumah sakit, dan 3) perumusan model asesmen ketahanan komponen konstruksi langit langit. Model asesmen dituangkan ke dalam instrumen penilaian kerusakan komponan langit langit. Bangunan rumah sakit menjadi batasan bangunan yang akan dinilai. Bentuk bangunan dan jenis struktur yang digunakan juga menjadi batasan penilaian. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan gempa digunakan sebagai rekomendasi penyusunan instrumen pada model asesmen ketahanan elemen nonstruktural terutama konstruksi langit langit pada bangunan rumah sakit. Terdapat 2 kebaruan dan orisinalitas penelitian ini, yaitu: pengembangan model asesmen konstruksi langit-langit dan rekomendasi komponen dan konstruksi langit-langit bangunan rawat inap di daerah rawan gempa.